Massa Ojol dan Warga Masih Bertahan di Sekitar Mako Brimob Kwitang hingga Dini Hari

Tanggal: 29 Agu 2025 07:42 wib.
Ketegangan masih menyelimuti kawasan Markas Komando (Mako) Brimob Kwitang, Jakarta Pusat, hingga Jumat dini hari. Ribuan massa, yang terdiri dari pengemudi ojek online (ojol) serta warga sekitar, tetap bertahan meskipun aparat keamanan berulang kali mencoba membubarkan kerumunan dengan tembakan gas air mata.

Pantauan di lokasi sekitar pukul 03.00 WIB menunjukkan gelombang massa masih memadati area jalan layang Senen dan sekitarnya. Meski kepulan gas air mata terus ditembakkan ke arah kerumunan, mereka enggan meninggalkan lokasi. Suara letusan, baik dari gas maupun petasan yang dibawa massa, bergema di udara, sementara titik-titik api dan asap hitam pekat terlihat membubung di beberapa sudut jalan.

Kendaraan roda dua hingga roda empat terparkir di sepanjang jalan layang. Banyak pengendara yang berhenti untuk menyaksikan secara langsung situasi yang kian memanas di depan Mako Brimob. Dari kejauhan, tampak kerumunan massa mengepung kawasan tersebut sebagai bentuk protes keras atas insiden tewasnya seorang pengemudi ojol yang terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob saat demonstrasi di Gedung DPR/MPR RI.

Luapan kemarahan warga sempat memuncak dengan aksi pembakaran pos polisi yang berada tepat di bawah jalan layang Senen. Kobaran api dan asap dari pos tersebut menjadi simbol kekecewaan mendalam sekaligus tuntutan agar aparat kepolisian bertanggung jawab atas tragedi yang menimpa rekan mereka.

Hingga berita ini diturunkan, situasi belum mereda. Massa masih bertahan, sementara ledakan dari petasan dan tembakan gas air mata terdengar bersahut-sahutan. Kondisi di lapangan menunjukkan ketegangan yang belum kunjung reda, mencerminkan betapa seriusnya dampak sosial dari insiden fatal yang melibatkan aparat kepolisian ini.

Sebelumnya, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri, Irjen Pol Abdul Karim, menegaskan bahwa kasus rantis yang menewaskan pengemudi ojol tersebut akan ditangani secara cepat dan transparan. Ia menyatakan penyelidikan dilakukan tidak hanya oleh Propam Mabes Polri, tetapi juga melibatkan Korps Brimob serta Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) sebagai pengawas eksternal. Pernyataan ini diharapkan mampu meredam kemarahan publik, meski kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian tengah berada di ujung tanduk.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved