Sumber foto: iStock

Masih Impor, Ini Negara Penghasil Beras yang Jadi Langganan RI

Tanggal: 4 Okt 2024 11:03 wib.
Indonesia masih banyak mengimpor beras dari negara-negara produsen beras di Asia Tenggara, seperti Thailand dan Vietnam, meskipun India telah melonggarkan pembatasan pada ekspor beras. Hal ini terlihat dari data yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistik (BPS) terkait impor beras Indonesia yang berasal dari berbagai negara.

Pada tahun 2019, impor beras Indonesia didominasi oleh beras dari Pakistan dan Vietnam, masing-masing sebesar 110.516 ton dan 88.716 ton. Namun, pada periode 2021, impor beras dari India mencapai angka tertinggi sebesar 215.386 ton, menunjukkan peran India sebagai salah satu negara penyuplai beras terbesar bagi Indonesia. Meskipun begitu, pemerintah India mulai membatasi ekspor beras pada tahun 2022 untuk menjaga keamanan pangan domestik.

Selain itu, Indonesia juga mengimpor beras dalam jumlah besar dari Vietnam dan Thailand. Pada tahun 2023, impor beras Indonesia dari Vietnam mencapai 1.147.921 ton, sedangkan impor dari Thailand mencapai 1.381.921 ton. Hal ini menandakan bahwa Indonesia masih sangat bergantung pada impor beras dari negara-negara tersebut.

Namun, harga beras di Asia mengalami penurunan signifikan dalam lebih dari 16 tahun terakhir. Kekhawatiran atas pasokan berkurang setelah India kembali melonggarkan beberapa pembatasan ekspornya menjadi faktor penurunan harga beras di kawasan ini. Harga beras putih Thailand, yang menjadi tolok ukur di Asia, turun sekitar 11% menjadi US$509/ton pada bulan Oktober 2024. Hal ini mencerminkan penurunan terbesar dalam kurun waktu yang panjang, bahkan mencapai level terendah dalam lebih dari 15 bulan terakhir.

Data impor beras Indonesia selama 5 tahun terakhir juga menunjukkan pola yang cukup konsisten. Meskipun terjadi variasi jumlah impor dari masing-masing negara, namun masih terlihat bahwa Indonesia masih mengandalkan impor beras dari beberapa negara produsen beras utama, seperti Pakistan, Vietnam, Thailand, Myanmar, dan India.

Perlu dipertimbangkan bahwa ketergantungan Indonesia terhadap impor beras memiliki dampak yang kompleks, baik dari segi ekonomi maupun keamanan pangan. Meskipun impor beras menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri, namun hal ini juga menunjukkan bahwa produksi beras dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan domestik secara mandiri.

Dari sisi ekonomi, ketergantungan terhadap impor beras berkaitan dengan alokasi anggaran negara untuk pengadaan beras dari luar negeri. Fluktuasi harga beras di pasar internasional juga dapat mempengaruhi kestabilan harga beras di dalam negeri, yang pada akhirnya akan berdampak pada daya beli masyarakat.

Sementara itu, dari perspektif keamanan pangan, ketergantungan terhadap impor beras mengarah pada kerentanan pasokan beras dalam negeri. Risiko terjadinya kelangkaan beras akibat gangguan pada pasokan internasional dapat berdampak serius terhadap ketahanan pangan nasional.

Oleh karena itu, pemerintah perlu terus mendorong peningkatan produksi beras dalam negeri melalui berbagai program peningkatan produktivitas petani, penggunaan teknologi pertanian yang mutakhir, serta kebijakan dukungan lainnya. Dalam jangka panjang, upaya ini diharapkan dapat membantu mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor beras, sehingga dapat menjaga kestabilan harga beras dan memperkuat ketahanan pangan di dalam negeri.

Selain itu, kerja sama bilateral dengan negara produsen beras utama seperti Thailand, Vietnam, dan India juga menjadi faktor penting dalam mengelola ketergantungan terhadap impor beras. Negosiasi harga, kualitas beras, serta keberlanjutan pasokan menjadi hal-hal yang perlu diperhatikan untuk memastikan keberlanjutan pasokan beras yang memadai bagi Indonesia.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved