Sumber foto: website

Mantan Kepala Sekolah Korupsi Dana BOS Rp230 Juta

Tanggal: 10 Agu 2024 08:31 wib.
Mantan Kepala Sekolah SMP 3 Bunga Mayang, Lampung Utara, telah ditangkap oleh polisi atas dugaan korupsi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) senilai Rp230 juta. Mantan kepala sekolah berinisial R diduga melakukan penyimpangan dan penyalahgunaan dana BOS Afirmasi SMPN 3 Bunga Mayang pada tahun 2019 yang bersumber dari APBN 2019.

Penangkapan tersebut dipimpin oleh Kapolres Lampung Utara, AKBP Teddy Rachesna. R ditangkap karena diduga telah mempergunakan anggaran BOS sebesar Rp230 juta untuk kepentingan pribadi, yang seharusnya diperuntukkan bagi pembelian alat pembelajaran berbasis digital seperti tablet komputer dan server sesuai dengan peruntukannya.

Dalam keterangannya, Teddy Rachesna menjelaskan bahwa pelaku tidak menggunakan dana tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pihak kepolisian juga telah mendapatkan informasi bahwa anggaran tersebut telah dicairkan oleh pelaku ketika masih menjabat sebagai Kepala Sekolah SMPN 3 Bunga Mayang.

Selain itu, berdasarkan hasil penyelidikan, alat bukti, serta audit dari Inspektorat Lampung Utara, polisi menetapkan R sebagai tersangka atas kasus dugaan korupsi dana BOS. R akan dijerat dengan Pasal 2 dan atau Pasal 3 Jo Pasal 18 Undang-Undang RI No. 31 Tahun 1999 yang diubah oleh Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Kasus korupsi yang melibatkan mantan kepala sekolah ini menggambarkan adanya penyelewengan dalam pengelolaan dana publik yang seharusnya digunakan untuk kepentingan pendidikan. Korupsi dalam pengelolaan dana sekolah bisa berdampak buruk terhadap pendidikan yang diterima oleh siswa-siswa di Indonesia, terutama di daerah pedesaan seperti Lampung Utara.

Dalam konteks pendidikan, korupsi dana BOS merupakan ancaman serius terhadap upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Dana BOS merupakan salah satu sumber pendanaan utama bagi sekolah-sekolah di seluruh Indonesia, baik yang berada di perkotaan maupun di pedesaan. Dana tersebut seharusnya digunakan dengan penuh integritas untuk kepentingan pembelian alat-alat pembelajaran, perbaikan infrastruktur sekolah, serta kegiatan pendukung pendidikan lainnya.

Kasus korupsi dana BOS juga menunjukkan pentingnya pengawasan yang ketat dari pihak terkait, baik dari segi penggunaan dana maupun pertanggungjawaban pengelolaannya. Pengawasan yang tepat akan membantu mencegah terjadinya penyalahgunaan dana dan penyimpangan dalam pengelolaan keuangan sekolah.

Selain itu, pada tingkat yang lebih luas, pemerintah juga perlu memperkuat mekanisme pengawasan terhadap penggunaan dana publik di seluruh sektor, termasuk dalam bidang pendidikan. Hal ini penting untuk menjaga agar dana publik benar-benar digunakan untuk kepentingan masyarakat dan pencapaian tujuan pembangunan nasional di bidang pendidikan.

Dari kasus korupsi dana BOS ini, juga dapat dilihat perlunya penguatan nilai integritas dan profesionalisme bagi para kepala sekolah dan pengelola dana sekolah. Pendidikan karakter yang mengedepankan integritas, transparansi, dan akuntabilitas harus menjadi bagian integral dalam pembinaan kepala sekolah dan tenaga pendidik.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved