Luhut Prediksi RI Jadi Negara Maju 2045, Asal Warganya Masih Kuat Nunggu
Tanggal: 30 Apr 2025 15:36 wib.
Tampang.com | Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, kembali mengeluarkan pernyataan optimis yang bikin publik terbelah: Indonesia diprediksi bakal menjadi negara maju di tahun 2045. Tapi, ada satu syarat utama yang ia tekankan—kesabaran masyarakat.
"Kalau kita kompak dan konsisten, kita bisa capai Indonesia Emas 2045," ujar Luhut dalam pidato di Forum Strategi Pembangunan Nasional (April 2025).
Visi 2045, Harapan atau Sekadar Janji Lama?
Visi “Indonesia Emas 2045” sudah lama digaungkan: negara maju, pendapatan tinggi, digitalisasi merata, dan kualitas SDM kelas dunia. Tapi pertanyaannya, mengapa selalu 2045? Mengapa terasa seperti harapan yang terus dimundurkan?
Luhut menyebut ada potensi besar dari bonus demografi, perkembangan infrastruktur, hingga investasi luar negeri, terutama dari Tiongkok dan Timur Tengah.
“Kita ini kaya. Kita hanya perlu disiplin dan tahan untuk tidak ribut terus,” tambahnya.
Tapi, Rakyat Masih Harus Nunggu 20 Tahun Lagi?
Pernyataan Luhut soal kesabaran menimbulkan berbagai reaksi. Di satu sisi, ada yang percaya bahwa transformasi butuh waktu. Tapi di sisi lain, masyarakat juga mulai lelah dengan janji yang terasa seperti tiket ekonomi yang terus digantungkan di masa depan.
“Kalau rakyat disuruh sabar, pejabat juga harus berhenti boros dan mulai memberi contoh,” tulis seorang netizen di media sosial.
Ketimpangan Masih Nyata, Siapa yang Siap Menunggu?
Meski ekonomi makro menunjukkan kemajuan, ketimpangan pendapatan, akses pendidikan, hingga kualitas layanan publik masih jadi sorotan. Banyak yang bertanya:
Apakah visi negara maju ini hanya untuk segelintir orang?
Dan bagaimana rakyat kecil bisa ‘menunggu’ sambil bertahan hidup?
Realita vs Harapan: 2045 Masih Jauh
Visi 2045 memang terdengar megah. Tapi yang dibutuhkan masyarakat bukan hanya janji jangka panjang, melainkan perubahan nyata sekarang. Harga kebutuhan pokok, lapangan kerja, transportasi yang layak—semua itu lebih mendesak daripada angka di kalender dua dekade mendatang.
“Kami setuju Indonesia harus maju. Tapi jangan lupa, yang menunggu juga butuh makan, pendidikan, dan keadilan hari ini,” ujar aktivis sosial di Jakarta.
Akankah Kita Benar-Benar Siap di 2045?
Luhut optimis, tapi masyarakat butuh lebih dari sekadar pidato. Visi besar tak akan tercapai jika hanya di atas kertas. Yang dibutuhkan adalah bukti bahwa janji bukan sekadar pengulangan masa lalu, melainkan progres yang bisa dilihat dan dirasakan sekarang.
Kalau tidak, 2045 bisa saja hanya jadi tanda tanya besar—dan rakyat akan bertanya lagi:
“Sudah menunggu sekian lama, hasilnya mana?”