Lembaga Riset London Melaporkan Indonesia Dalam Kategori Negara Dengan Demokrasi Cacat Atau Flawed democracy : Ini Kata Istana

Tanggal: 5 Mar 2025 17:32 wib.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, memberikan tanggapannya terkait hasil riset Indeks Demokrasi yang diluncurkan oleh The Economist Intelligence Unit (EIU). Lembaga riset yang berbasis di London, Inggris, tersebut melaporkan bahwa Indonesia mencatatkan skor demokrasi sebesar 6,44 dalam tahun 2024. Skor ini menempatkan Indonesia dalam kategori negara dengan demokrasi cacat atau flawed democracy. Dapat diperhatikan bahwa Indonesia mengalami penurunan tiga peringkat dibandingkan tahun sebelumnya, dari peringkat 56 menjadi 59 dari total 167 negara yang dianalisis.

Dalam penjelasannya, Hasan menyatakan bahwa Indonesia berada dalam kategori yang serupa dengan negara-negara besar lainnya seperti Amerika Serikat dan Prancis. Menariknya, dia menambahkan bahwa peringkat Singapura, yang sering dijadikan percontohan dalam hal pemerintahan yang baik, ternyata masih jauh di bawah Indonesia. "Kita dalam satu kategori yang sama dengan AS (Amerika Serikat) dan Prancis. Singapura yang sering dijadikan contoh pemerintahan yang baik, rankingnya jauh di bawah kita," ungkap Hasan Nasbi dalam wawancara dengan Tempo pada Rabu, 5 Maret 2025.

EIU menjelaskan bahwa Indonesia berada dalam kategori demokrasi cacat bersamaan dengan Amerika Serikat dan Prancis. Secara rinci, Prancis berada di peringkat 26 dengan skor 7,99, meskipun mengalami penurunan sebesar tiga peringkat dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, Amerika Serikat sedikit membaik, naik satu peringkat ke posisi 28 dengan skor 7,85. Di sisi lain, Singapura melangkah naik satu peringkat menjadi posisi 68 dengan skor 6,18.

Melihat ke belakang, pada tahun 2023, angka skor demokrasi Indonesia adalah 6,5, yang juga menunjukkan tren penurunan. Sementara itu, pada tahun 2022, Indonesia sempat mencapai skor 6,71. Dengan demikian, selama tiga tahun berturut-turut, Indonesia terus berada dalam kategori negara dengan demokrasi yang cacat, menunjukkan perlunya perhatian lebih terhadap kondisi demokrasi di negara ini.

Dalam dokumen hasil penelitian yang diterima oleh Tempo, EIU menguraikan berbagai komponen yang digunakan untuk menilai demokrasi di seluruh dunia. Beberapa elemen kunci penilaian ini mencakup proses pemilihan dan pluralisme, kelayakan fungsi pemerintahan, partisipasi politik, budaya politik, serta kebebasan sipil. EIU menyoroti bahwa dua kategori yang mengalami penurunan paling signifikan pada tahun 2024 adalah fungsi pemerintahan dan proses pemilihan serta pluralisme.

Sebagaimana diungkapkan oleh EIU, Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia yang menyelenggarakan pemungutan suara. Negara-negara besar lainnya yang tercatat dalam kategori yang sama adalah Bangladesh, Brasil, Rusia, India, Pakistan, Meksiko, dan Amerika Serikat. Dengan populasi yang begitu besar, peningkatan kualitas demokrasi di Indonesia menyandang tantangan berat, yang memerlukan perhatian dan upaya kolektif dari berbagai pihak dalam masyarakat untuk memperbaiki dan memperkuat fondasi-demokrasi di negara ini.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved