Kurangnya Hujan di Wilayah Indonesia, BMKG: Siaga!
Tanggal: 23 Jul 2024 18:40 wib.
Indonesia saat ini sedang menghadapi ancaman kurangnya hujan yang telah berlangsung selama beberapa waktu. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memperingatkan bahwa kondisi hari tanpa hujan (HTH) berturut-turut akan terus berlangsung di berbagai wilayah Indonesia. Prediksi dari BMKG menunjukkan bahwa HTH lebih dari 16 hari selama dasarian III bulan Juli hingga dasarian III bulan Agustus 2024 berpotensi terjadi di sebagian Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurut BMKG, HTH yang berlangsung lebih dari 16 hari masuk kategori menengah, yakni 11-20 hari. Jenis HTH lainnya termasuk kategori sangat pendek (1-5 hari), pendek (6-10 hari), panjang (21-30 hari), sangat panjang (31-60 hari), dan ekstrem panjang (lebih dari 60 hari).
Hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa luas wilayah yang mengalami HTH berturut-turut semakin meluas. Selama dasarian II Juni 2024, wilayah yang mengalami HTH pendek-menengah terpusat di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, serta sebagian kecil Sulawesi dan Papua. Terdapat peningkatan status kondisi cuaca di beberapa wilayah selama periode yang sama, seperti wilayah Sulawesi dan Papua yang awalnya mengalami HTH menengah, namun turun status menjadi sangat pendek.
Pemutakhiran Dasarian III Juni 2024 juga menunjukkan kondisi serupa, dengan beberapa wilayah di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara naik status menjadi HTH sangat panjang dan ekstrem panjang. Namun, pada dasarian I Juli 2024, sebagian besar wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi mengalami penurunan status HTH.
Berlanjut ke pemutakhiran Dasarian II Juli 2024, sebagian besar wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara mengalami HTH kategori menengah, sementara wilayah-wilayah yang sebelumnya masuk kategori sangat pendek kini mengalami HTH kategori pendek dan menengah. Bahkan, beberapa lokasi di Jawa dan Nusa Tenggara mengalami HTH kategori panjang, sangat panjang, dan ekstrem panjang.
Dari data BMKG, disebutkan bahwa HTH kategori sangat panjang (31-60 hari) terjadi di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan NTT. Bahkan, HTH kategori ekstrem panjang (lebih dari 60 hari) terjadi di wilayah Jawa Timur, NTB, dan NTT. Salah satu contoh dari kondisi tersebut adalah terjadi HTH kategori Sangat Panjang selama 92 hari di Mapoli, Kota Kupang, NTT.
Selain itu, BMKG juga mencatat bahwa 45% zona musim Indonesia kini telah memasuki musim kemarau. Wilayah yang sudah mengalami musim kemarau meliputi sebagian Aceh, Sumatra Utara, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Papua Selatan. Sementara itu, wilayah-wilayah lainnya diprediksi akan memasuki musim kemarau pada periode Juli dasarian III hingga Agustus dasarian II tahun 2024.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa Indonesia sedang menghadapi tantangan serius dalam hal curah hujan dan musim kemarau yang berkepanjangan. Hal ini tentu berdampak pada sektor pertanian, ketersediaan air bersih, dan berbagai aspek kehidupan masyarakat di berbagai wilayah. Oleh karena itu, pemantauan dan langkah-langkah mitigasi perlu dilakukan secara cermat agar potensi dampak buruk akibat kurangnya hujan dapat diminimalisir.