Kurangi Impor, Pertamina Targetkan Tambahan Produksi LPG Jadi 2,6 Juta Ton

Tanggal: 19 Jun 2025 23:02 wib.
Perusahaan energi nasional, PT Pertamina (Persero), menetapkan target ambisius untuk meningkatkan produksi Liquefied Petroleum Gas (LPG) domestik, yang direncanakan mencapai 2,6 juta metrik ton setiap tahunnya. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mengatasi defisit energi migas serta mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor LPG yang cukup besar.

Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menunjukkan bahwa kebutuhan LPG di tanah air saat ini telah melampaui angka 8 juta metrik ton setiap tahun. Namun, produksi dalam negeri saat ini hanya mampu menghasilkan sekitar 1,6 juta ton. Dengan kondisi ini, kebutuhan LPG yang jauh lebih tinggi harus ditutupi melalui impor, yang tentunya memberikan tekanan lebih pada neraca perdagangan migas Indonesia.

"Kami telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengeksplorasi potensi peningkatan produksi dari kilang-kilang yang ada. Kami optimis mampu menambah sekitar 1 juta metrik ton lagi dari produksi yang sudah ada. Sehingga, jika semua potensi bisa dimaksimalkan, kita bisa mencapai angka sekitar 2,6 juta metrik ton dan sekaligus mengurangi proporsi impor LPG," jelas Simon dalam konferensi pers mengenai capaian kinerja Pertamina 2024 di Jakarta, pada Jumat, 13 Juni.

Rencana untuk meningkatkan produksi ini diharapkan dapat mengurangi tekanan terhadap angka impor LPG, yang selama ini menjadi salah satu faktor utama penyumbang defisit dalam neraca migas Indonesia. Melalui koordinasi yang lebih intensif dengan Kementerian ESDM, Pertamina sedang mengidentifikasi peluang untuk mengoptimalkan produksi dari kilang yang sudah ada.

Di sisi lain, Pertamina juga terus berkomitmen untuk mendorong penggunaan energi alternatif di rumah tangga, termasuk melalui pengembangan Dimethyl Ether (DME) sebagai pengganti LPG. Hal ini bertujuan untuk mendiversifikasi sumber energi yang digunakan dalam rumah tangga.

"Di samping itu, kami juga berusaha untuk memperluas jaringan gas. Dengan terealisasinya jaringan gas yang lebih luas, kami berharap bisa semakin memanfaatkan gas alam untuk kebutuhan rumah tangga, sehingga mengurangi ketergantungan kita akan LPG yang diimpor," ungkap Simon lebih lanjut.

Pertamina menargetkan pembangunan sebanyak 200.000 sambungan jaringan gas rumah tangga (jargas) setiap tahunnya. Namun, hingga pertengahan tahun ini, realisasi sambungan baru mencapai sekitar 60.000. Simon mengakui bahwa pengembangan jargas masih menghadapi berbagai tantangan, terutama di daerah-daerah kepulauan yang sulit dijangkau. 

"Sementara untuk wilayah Jawa dan Sumatera, kami yakin bahwa penambahan jaringan gas ini dapat membantu menghadirkan sumber energi alternatif yang diperlukan untuk kebutuhan rumah tangga," tutup Simon.

Upaya ini bukan hanya penting untuk mengurangi ketergantungan pada impor, tetapi juga untuk menciptakan stabilitas harga energi di Indonesia, yang akan berdampak langsung pada perekonomian masyarakat. Meningkatkan kemandirian dalam produksi LPG merupakan langkah strategis untuk mendukung ketahanan energi nasional dan memajukan perekonomian Indonesia ke depan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved