Kudapan Malam yang Dapat Memicu Mimpi Buruk

Tanggal: 5 Jul 2025 21:19 wib.
Sejumlah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa jenis kudapan tertentu bisa berkontribusi terhadap munculnya mimpi buruk jika dikonsumsi sebelum tidur. Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Tore Nielsen dari Université de Montréal, Kanada, menunjukkan hasil yang mencengangkan tentang hubungan antara makanan dan kualitas tidur. Riset yang dipublikasikan di jurnal Frontiers in Psychology pada tanggal 1 Juli 2025 ini melibatkan 1.000 mahasiswa sebagai respondennya.

Menurut laporan yang dimuat dalam Hindustan Times, penelitian ini mengidentifikasi bahwa individu dengan intoleransi laktosa berisiko lebih tinggi mengalami mimpi buruk jika mereka mengonsumsi produk susu sebagai camilan malam. Penelitian ini mengeksplorasi keterkaitan antara konsumsi camilan larut malam dengan kemungkinan seseorang mengalami mimpi buruk dan menemukan bahwa hampir 22 persen dari makanan yang dapat memengaruhi mimpi yang diamati adalah susu serta produk olahannya seperti yogurt dan keju.

Menariknya, para peneliti juga menemukan bahwa mereka yang memiliki intoleransi laktosa melaporkan frekuensi dan intensitas mimpi buruk yang lebih tinggi. Makanan manis, makanan pedas, hingga daging, beserta sereal olahan juga dinyatakan sebagai penyebab yang memengaruhi pengalaman malam seseorang. Meskipun kudapan ini tidak secara langsung menyebabkan mimpi buruk, ketidaknyamanan fisik yang ditimbulkannya, seperti perut kembung dan kram, bisa jadi faktor pemicu.

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara gejala gastrointestinal dengan gangguan tidur dan kualitas mimpi, menegaskan kembali temuan-temuan sebelumnya yang menunjukkan bahwa makanan tertentu dapat menyebabkan gangguan tidur. Implikasi dari penelitian ini memberikan wawasan yang lebih dalam bagaimana sensitivitas makanan dapat berinteraksi dengan meskipun belum sepenuhnya dipahami mekanisme yang terlibat dalam tubuh, terutama yang terjadi di saluran pencernaan.

Dr. Tore Nielsen, yang menjadi penulis utama studi ini, mengemukakan bahwa perlu dilakukan penelitian eksperimental lebih lanjut untuk mengetahui apakah konsumsi makanan tertentu secara nyata berpengaruh pada mimpi yang dialami seseorang. "Kami berencana melakukan studi yang meminta peserta untuk mengonsumsi keju dibandingkan dengan makanan kontrol sebelum tidur agar dapat membandingkan dampaknya terhadap tidur dan mimpi mereka," ungkapnya. Dengan demikian, pentingnya penelitian ini tidak hanya menyentuh pada aspek makanan, tetapi juga pada pemahaman tentang mekanisme tidur dan dampak kesehatan yang lebih luas.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved