Kronologi Kecelakaan Bus Masuk Jurang Timpa Rumah di Puncak Bogor, Sopir Kurang Fokus
Tanggal: 4 Agu 2024 20:50 wib.
Pada Sabtu (3/8/2024), sebuah kecelakaan tragis terjadi di Jalan Alternatif Citeko Taman Safari, Bogor ketika sebua bus pariwisata masuk jurang dan menimpa sebuah rumah. Peristiwa ini mengakibatkan 8 orang terluka akibat ketidakfokusan sopir Bus PO Radar Kasepuhan berinisial EH (46).
Menurut keterangan Kasat Lantas Polres Bogor AKP Rizky, dugaan pertama terkait penyebab kecelakaan adalah kurangnya fokus dan hati-hati dari pihak sopir. "Sementara dugaan pertama kurang fokus dan berhati-hati," ungkapnya pada Sabtu (3/8). Kecelakaan ini terjadi sekitar pukul 05.00 WIB ketika bus bernomor polisi DK-7359-AJ sedang dalam perjalanan dari Taman Safari menuju arah Citeko.
Rizky menjelaskan, "Bus menuju ke arah Citeko, kondisi jalan menurun dan menikung tajam ke kiri. Setiba di lokasi, pengemudi kendaraan bus bergerak lurus membentur besi pembatas jalan." Akibatnya, bus tersebut terperosok dan menabrak rumah warga. Rizky menyebut bahwa kecelakaan ini merupakan kecelakaan tunggal. "Terperosok menabrak rumah warga yang berada di sana," katanya.
Pihak berwenang telah segera melakukan penanganan terhadap kecelakaan ini dengan menjalankan evakuasi bus menggunakan alat berat atau derek. Sementara itu, sopir bus sudah diamankan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Kejadian ini menunjukkan adanya kebutuhan untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan dari pihak-pihak terkait, terutama dari segi keselamatan dalam penggunaan jalan raya. Kecelakaan seperti ini tidak hanya mengancam nyawa penumpang, tapi juga masyarakat yang tinggal di sekitar jalan. Hal ini menunjukkan pentingnya penegakan aturan dan peningkatan kesadaran pengemudi dalam menjalankan tugasnya.
Data kecelakaan lalu lintas di Indonesia menunjukkan bahwa insiden kecelakaan bus bukanlah hal yang jarang terjadi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2023, terdapat 89.956 kecelakaan lalu lintas yang melibatkan berbagai jenis kendaraan bermotor, yang menyebabkan 31.287 orang meninggal dunia dan 84.956 orang mengalami luka berat. Kecelakaan ini tidak hanya mempengaruhi korban secara fisik, namun juga secara psikologis, serta dapat menimbulkan kerugian material yang besar.
Oleh karena itu, upaya pencegahan kecelakaan, seperti peningkatan pendidikan dan kesadaran tentang keselamatan berkendara, serta penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggar lalu lintas, perlu terus ditingkatkan. Lebih dari itu, pembinaan terhadap perilaku berkendara yang aman dan bertanggung jawab juga menjadi hal yang sangat penting. Kejadian tragis di Puncak Bogor ini menjadi momentum penting untuk mempertimbangkan langkah-langkah tersebut guna mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas serupa di masa depan.