Krisis Energi Nasional Mengancam, Strategi Pemerintah Dinilai Belum Matang!
Tanggal: 1 Jun 2025 15:20 wib.
Tampang.com | Indonesia tengah menghadapi tantangan serius dalam menjaga pasokan energi nasional yang stabil. Dalam beberapa bulan terakhir, gangguan pada pasokan listrik dan keterbatasan bahan bakar menyebabkan sejumlah daerah mengalami pemadaman bergilir dan kelangkaan bahan bakar yang cukup meresahkan masyarakat. Kondisi ini memicu kekhawatiran akan potensi krisis energi yang bisa berdampak luas bagi perekonomian nasional.
Pasokan Listrik Terganggu, Pemadaman Bergilir Kembali Terjadi
Sejumlah wilayah di Jawa dan Sumatera melaporkan pemadaman listrik bergilir yang berlangsung berjam-jam. Gangguan ini disebabkan oleh keterbatasan pasokan bahan bakar untuk pembangkit listrik serta perawatan infrastruktur yang belum optimal.
“Kami harus bergantian menggunakan listrik dan kembali ke lilin. Ini sangat mengganggu aktivitas sehari-hari,” ujar Budi, seorang warga di daerah industri Jawa Barat.
Situasi serupa juga dialami di beberapa daerah di luar Jawa, di mana pembangkit listrik masih bergantung pada bahan bakar fosil yang stoknya terbatas dan harga pasar dunia yang fluktuatif.
Ketergantungan pada Impor Bahan Bakar Menjadi Tantangan Besar
Indonesia yang memiliki sumber daya alam melimpah, termasuk minyak bumi dan gas alam, ternyata masih harus bergantung pada impor bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan energi domestik. Ketergantungan ini membuat negara rentan terhadap fluktuasi harga dan gangguan pasokan global.
Pakar energi menilai bahwa ketergantungan ini tidak bisa dibiarkan terus berlanjut, karena dapat mengancam ketahanan energi nasional dan kestabilan ekonomi.
“Diversifikasi sumber energi harus dipercepat agar tidak lagi tergantung pada pasar luar negeri,” kata Rina Setiawan, ahli energi dari Universitas Indonesia.
Pengembangan Energi Terbarukan Masih Lambat
Meski pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendorong pemanfaatan energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan bioenergi, implementasinya masih berjalan lambat. Hambatan regulasi, investasi, dan teknologi menjadi penghambat utama.
Salah satu contoh, proyek pembangkit listrik tenaga surya di beberapa daerah terpencil masih terbentur masalah pendanaan dan akses infrastruktur.
“Energi terbarukan adalah masa depan, tapi saat ini belum bisa menjadi solusi utama jika tidak didukung kebijakan dan investasi yang kuat,” jelas Rina.
Dampak Krisis Energi terhadap Sektor Industri dan Masyarakat
Krisis energi berdampak langsung pada sektor industri yang memerlukan pasokan listrik dan bahan bakar untuk operasional. Beberapa perusahaan terpaksa mengurangi produksi, yang berujung pada pengurangan tenaga kerja dan menurunnya daya saing.
Masyarakat umum pun merasakan dampaknya, mulai dari kenaikan harga barang akibat biaya produksi yang meningkat hingga ketidaknyamanan akibat pemadaman listrik.
Strategi Pemerintah Diharapkan Lebih Terarah dan Terukur
Pemerintah didesak untuk merumuskan dan melaksanakan strategi energi nasional yang lebih terarah dan terukur, termasuk mempercepat transisi ke energi bersih, memperbaiki infrastruktur kelistrikan, serta meningkatkan efisiensi penggunaan energi.
“Tanpa langkah konkret dan cepat, krisis energi bisa menjadi krisis yang berdampak luas, termasuk pada stabilitas sosial dan ekonomi,” tegas Rina.
Masyarakat dan Pelaku Industri Perlu Bersiap Menghadapi Tantangan
Dalam kondisi ketidakpastian pasokan energi ini, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesadaran efisiensi energi dan adaptasi gaya hidup hemat energi. Pelaku industri juga perlu menyiapkan strategi diversifikasi sumber energi dan peningkatan efisiensi produksi.