Sumber foto: google

Kontroversi TikToker Galih Loss: Implikasi Konten Provokatif di Media Sosial

Tanggal: 25 Apr 2024 11:33 wib.
Konten di media sosial seringkali menjadi landasan untuk mendiskusikan isu-isu kontroversial, terutama ketika memengaruhi nilai-nilai agama dan kultur. Salah satu kasus paling baru yang menimbulkan kehebohan adalah penangkapan seorang TikToker bernama Galih oleh kepolisian karena kontennya yang diduga melecehkan agama.

Galih ditangkap oleh tim gabungan Bareskrim Polri dan Polda Metro Jaya pada Senin (22/4/2024) atas dugaan pelanggaran UU ITE terkait pelecehan agama. Konten yang dipelajari oleh pihak berwenang diunggah di akun TikTok @galihloss, di mana ia terlibat dalam pertanyaan-pertanyaan yang dianggap merendahkan kalimat Ta'awudz. Ini memunculkan kecaman dari masyarakat, yang meminta tindakan tegas terhadap perilaku kontroversial seperti itu.

Menurut Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Himawan Bayu Aji, kasus ini ditangani secara serius oleh pihak berwajib untuk memastikan penegakan hukum yang tegas terhadap konten-konten yang dapat merusak nilai-nilai agama. Kemudian, Kasubdit Siber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Ardian Satrio Utomo menjelaskan bahwa pemeriksaan terhadap Galih masih berlangsung secara intensif.

Pada awalnya, Galih pernah menuai kontroversi terkait konten prank kepada driver ojol yang dianggap tidak pantas oleh khalayak. Namun, kali ini, kontennya dianggap melecehkan agama dan menciptakan kemarahan di media sosial. Kondisi ini menunjukkan betapa besarnya dampak konten di platform media sosial terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat.

Galih Loss, sebagai seorang konten kreator, secara terbuka menerima imbas atas tindakannya. Kontennya yang seharusnya sarat dengan nilai-nilai positif dan mendidik justru menjadi pemicu perdebatan yang tidak sehat di masyarakat. Kritik yang dilontarkan oleh netizen menggunakan media sosial menyoroti kebutuhan akan pengetatan regulasi terhadap konten yang diunggah di platform-platform digital.

Pada akhirnya, penegakan hukum terhadap konten provokatif di media sosial harus disertai dengan kesadaran bersama bahwa penggunaan media sosial sebagai bentuk ekspresi diri haruslah dilakukan secara cerdas dan bertanggung jawab. Hal ini akan mengurangi potensi konflik dan mewujudkan lingkungan digital yang lebih beretika serta harmonis. Adanya aturan yang jelas dan penegakan hukum yang tegas merupakan langkah awal untuk menciptakan tatanan digital yang aman dan bermanfaat bagi semua pihak.

Kasus yang menimpa Galih Loss juga mempertegas bahwa nilai-nilai agama merupakan hal yang sangat sensitif dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, menyebarkan konten di media sosial haruslah dilakukan dengan mempertimbangkan nilai-nilai keberagaman dan menghormati keyakinan orang lain. Kualitas konten yang diunggah haruslah diperhatikan secara seksama untuk mencegah terjadinya kontroversi yang dapat merusak tatanan sosial.

Kontroversi ini mengingatkan kita semua akan pentingnya media sosial sebagai sarana berbagi informasi yang positif dan membawa dampak baik bagi masyarakat. Mahalnya harga yang harus dibayar oleh mereka yang dengan ceroboh menggunakan media sosial untuk menyebarkan konten yang meresahkan menunjukkan perlunya kesadaran akan dampak dari setiap kata dan tindakan di ranah digital. Masyarakat pun diingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap konten-konten yang dapat menimbulkan konflik, serta memberikan kontribusi positif dalam mengelola lingkungan digital yang lebih sehat dan harmonis. Semoga kasus ini memberikan pembelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial, serta untuk memperhatikan nilai-nilai etika dan kearifan lokal dalam setiap ekspresi digital yang dihasilkan. 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved