Kontroversi Kesaksian Anggota DPRD Bawa Wanita Temui Eks Gubernur Maluku Utara di Hotel
Tanggal: 21 Jul 2024 20:59 wib.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK memiliki saksi yang memberikan kesaksian kontroversial terkait kasus suap mantan Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba di Pengadilan Negeri Ternate. Saksi tersebut adalah Eliya Gabrina Bachmid, anggota DPRD Kabupaten Halmahera Selatan yang juga merupakan mantan ajudan dari terdakwa, Ramadhan Ibrahim.
Eliya memberikan kesaksian di hadapan Majelis Hakim PN Ternate tentang keterlibatannya dalam membawa wanita-wanita untuk bertemu dengan AGK di berbagai hotel. Dia mengakui bahwa AGK sering meminta bantuan untuk membawakan wanita yang dipesankan olehnya. Eliya mengaku telah menjadi penghubung untuk proses tersebut dan bahkan menunggu di luar kamar saat wanita tersebut bertemu dengan AGK.
Menurut kesaksiannya, AGK meminta uang kepada Eliya untuk diberikan kepada wanita-wanita tersebut. Namun, AGK akan menggantinya dengan jumlah uang tertentu setelah pertemuan tersebut selesai. Eliya menyebutkan bahwa total uang yang dikeluarkan untuk membayar wanita-wanita tersebut mencapai Rp3 miliar. Dia juga mengakui bahwa AGK memerintahkan untuk membuka tiga rekening bank yang digunakan sebagai titipan uang untuk wanita-wanita pesanan AGK.
Tidak hanya itu, Eliya juga mengungkapkan bahwa sang mantan gubernur sering menggunakan kode-kode tertentu dalam komunikasi untuk memudahkan pertemuan dengan wanita-wanita yang dia bawa. Hal ini menunjukkan adanya skema yang terstruktur dalam pelaksanaan praktik tersebut. Eliya juga mengklaim bahwa membawa wanita-wanita cantik tersebut bertujuan untuk memudahkan dalam pencairan proyek yang telah dikerjakan.
Seiring dengan kesaksian kontroversial yang disampaikan oleh Eliya, keterlibatannya dalam praktik tersebut mendapat sorotan tajam. Pasalnya, sebagai seorang anggota DPRD, keterlibatannya dalam skandal ini menimbulkan kekhawatiran terkait etika dan integritas seorang pejabat publik. Praktik suap dan pengaruh prostitusi dalam lingkup perpolitikan merupakan isu yang sangat serius dan menyita perhatian publik.
Selain itu, pertanyaan juga muncul terkait bagaimana Eliya mampu membayar total uang sebesar Rp3 miliar untuk membayar wanita-wanita tersebut. Data keuangan dan transaksi keuangan Eliya seharusnya bisa menjadi bahan penyelidikan lebih lanjut untuk memperkuat kesaksian yang disampaikan.
Dari sisi kasus yang sedang disidangkan, kesaksian tersebut juga memberikan gambaran yang lebih jelas tentang modus operandi yang digunakan dalam praktik suap yang diduga dilakukan oleh AGK. Keterlibatan Eliya sebagai penghubung antara mantan gubernur dan wanita-wanita yang dipesan menambah kompleksitas kasus ini.
Sejumlah pertanyaan yang muncul dari kesaksian Eliya tentu membutuhkan penjelasan lebih lanjut dan dapat menjadi bagian penting dalam upaya menemukan kebenaran dalam kasus ini. Keterbukaan informasi dan transparansi dalam proses persidangan sangat penting untuk menjamin keadilan dan kebenaran.
Tentu saja, kasus ini juga mengingatkan kita akan pentingnya pencegahan korupsi dan upaya pembersihan dari praktik-praktik yang merugikan masyarakat serta merusak citra pemerintahan yang baik. Kebersihan dalam pemerintahan dan pelaksanaan tugas-tugas publik harus menjadi prioritas utama demi pembangunan yang berkelanjutan dan tertib dalam tata kelola negara.