Konsumsi Gula Terus Naik, Mengapa Produksi Lokal Selalu Ketinggalan?
Tanggal: 8 Mei 2025 10:11 wib.
Tampang.com | Indonesia masih menghadapi ironi dalam sektor pangan: konsumsi gula terus meningkat, sementara produksi dalam negeri justru stagnan. Akibatnya, ketergantungan pada impor terus membengkak dan membuat industri rentan terhadap fluktuasi harga global.
Konsumsi Meningkat Tajam, Terutama di Industri
Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan konsumsi gula nasional pada 2024 mencapai 6 juta ton, naik hampir 10% dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini sebagian besar disumbang oleh sektor industri makanan dan minuman yang terus berkembang pesat.
“Permintaan dari industri terus naik, sementara produksi lokal tidak pernah cukup,” kata Yuniarto, analis pangan dari LIPI.
Produksi Gula Lokal Masih Rendah dan Terpusat
Produksi gula dalam negeri masih berkisar di angka 2,2 juta ton per tahun, dan sebagian besar berasal dari sentra produksi di Jawa Timur dan Lampung. Rendahnya produktivitas, kurangnya regenerasi petani tebu, dan pabrik gula yang sudah tua menjadi penyebab utama stagnasi produksi.
Menurut GAPGINDO, sebagian besar pabrik gula di Indonesia masih menggunakan teknologi lama dari era kolonial. “Kita ketinggalan jauh dari Thailand atau India dalam hal efisiensi produksi,” ujar Hermawan, pelaku industri gula.
Ketergantungan Impor Terus Membesar
Kebutuhan gula yang tidak terpenuhi oleh produksi lokal menyebabkan Indonesia mengimpor lebih dari 3,5 juta ton gula per tahun. Ketergantungan ini berisiko menimbulkan gejolak harga saat terjadi gangguan pasokan global atau kebijakan ekspor negara produsen berubah.
Kebijakan dan Insentif Masih Kurang Menyentuh Akar Masalah
Upaya pemerintah untuk mendorong swasembada gula belum membuahkan hasil signifikan. Program revitalisasi pabrik dan insentif untuk petani masih belum berjalan optimal. Banyak petani memilih beralih ke komoditas lain karena rendahnya margin dan lambatnya distribusi subsidi.
Solusi: Reformasi Industri Gula dari Hulu ke Hilir
Pakar pertanian dari IPB, Dr. Nurhadi, menekankan pentingnya reformasi menyeluruh, mulai dari pembenahan tata niaga tebu, modernisasi pabrik, hingga pendampingan petani. “Tanpa keberpihakan yang jelas pada petani dan pelaku lokal, kita akan terus impor,” ujarnya.
Membangun Ketahanan Gula Nasional
Ketahanan pangan tak bisa dicapai jika sektor strategis seperti gula terus bergantung pada luar negeri. Pemerintah dan swasta perlu menjadikan gula sebagai komoditas prioritas nasional, bukan hanya komoditas pasar.