Kisruh Bursa Caketum PPP: Rommy Disebut Eksploitasi Partai dengan Menawarkan Jabatan pada Tokoh Eksternal
Tanggal: 26 Mei 2025 23:04 wib.
Tampang.com | Jakarta – Pernyataan Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy atau Rommy, yang menawarkan jabatan ketua umum partai berlambang Ka'bah kepada pihak-pihak eksternal menuai sorotan tajam. Wakil Ketua Umum PPP, Rusli Effendi, menyayangkan sikap tersebut dan secara terang-terangan menuding Rommy telah melakukan eksploitasi terhadap partai. “Sangat tidak etis, seperti mengeksploitasi partai dan seolah-olah ini merupakan barang dagangan,” ujar Rusli melalui keterangan tertulisnya, Senin (26/5/2025).
Daftar Tokoh Eksternal yang Dibujuk Rommy
Manuver Rommy ini menjadi perbincangan setelah diketahui bahwa sejumlah tokoh dari luar partai telah dibujuknya untuk menjadi calon ketua umum PPP. Beberapa nama besar yang disebut-sebut masuk dalam bursa ini antara lain Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, hingga eks Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurachman. Upaya ini memicu kekhawatiran di kalangan internal partai.
Keterbukaan PPP dengan Mekanisme AD/ART
Meskipun demikian, Rusli Effendi menyatakan keterbukaan PPP jika ada tokoh dari eksternal yang ingin bergabung. Namun, ia mengingatkan pentingnya mekanisme dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) partai yang secara jelas mengatur proses masuk dan keluarnya seseorang dari PPP. “Kami menyambut baik kalau memang ada tokoh yang mau bergabung bersama dan berjuang untuk membangun bangsa, ahlan wa sahlan. Tapi tentu semua ada mekanismenya, kalau di PPP ada AD/ART. Saya rasa tidak hanya PPP yang memiliki mekanisme, namun partai lain atau di setiap organisasi manapun juga punya,” tegas Rusli.
Muruah Partai dan Kesempatan Kader Internal
Rusli berharap, ke depannya para kader tetap dapat menjaga muruah PPP dan tidak "memperdagangkan" partai demi kepentingan tertentu. Ia menekankan bahwa saat ini, masih banyak nama-nama dari internal PPP yang dinilai layak dan mumpuni untuk diberi kesempatan memimpin partai berlambang Ka'bah itu. Hal ini menunjukkan adanya keinginan kuat dari kader akar rumput agar kepemimpinan partai tetap berasal dari internal.
Kualitas Kader Internal Tak Kalah Bersaing
"Saya pastikan sebagai kader yang bergerak dari bawah, bahwa calon dari internal PPP masih mumpuni dan pantas tentunya tidak kalah dengan tokoh-tokoh eksternal," ujar Rusli, membantah anggapan bahwa partai memerlukan figur eksternal karena ketiadaan kader berkualitas di internal. Pernyataan ini sekaligus menjadi penegasan atas kekuatan dan potensi kader yang telah lama berjuang bersama partai.
Bursa Caketum Versi Rommy: Dari Militer hingga Menteri Aktif
Sebelumnya, Ketua Majelis Pertimbangan Partai PPP, Romahurmuziy atau Rommy, memang telah secara terbuka mengungkap sejumlah nama dari eksternal yang masuk dalam bursa calon ketua umum PPP. Selain nama-nama yang disebutkan Rusli, Rommy juga menyebut Menteri Sosial Saifullah Yusuf dan eks Menteri Perdagangan Agus Suparmanto. Ini menunjukkan bahwa jangkauan pencarian Rommy cukup luas, melibatkan berbagai latar belakang tokoh.
Bujukan Anies Baswedan dan Konsultasi dengan Jokowi
Rommy bahkan secara spesifik menyebut pernah membujuk Anies Baswedan untuk menjadi ketua umum PPP. Tidak hanya itu, ia juga mengaku telah berkonsultasi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait nama Amran Sulaiman yang masuk dalam daftar kandidat. Langkah ini mengindikasikan adanya komunikasi di level tertinggi politik dalam penjaringan calon pemimpin PPP.
Upaya Ekstra Rommy untuk Kembali ke Senayan
Di balik manuvernya, Rommy menjelaskan motivasinya yang besar untuk membawa PPP kembali ke Senayan setelah terlempar dari parlemen. "Saya berusaha sebisa mungkin agar partai ini kembali ke Senayan. Effort untuk ke situ maha berat, mengingat belum ada satu sejarah pun sejak 1998, partai yang terlempar dari Senayan, mampu kembali," ujar Rommy, menjelaskan beratnya tantangan yang dihadapi PPP.
Kebutuhan Akan Pemimpin "Luar Biasa"
Rommy meyakini bahwa untuk menghadapi tantangan besar ini, PPP membutuhkan kepemimpinan yang luar biasa. "Karenanya dibutuhkan extraordinary power dan extraordinary leader untuk memimpin PPP," sambungnya. Ini menjadi dasar mengapa ia berupaya membujuk banyak tokoh yang dinilainya mampu, baik karena ketokohannya maupun kapasitasnya untuk memimpin partai dalam situasi krusial.
Pertarungan Visi dan Muruah Partai Menjelang Muktamar
Polemik ini menggambarkan adanya pertarungan visi di internal PPP menjelang muktamar partai. Satu sisi menginginkan pemimpin yang mampu membawa perubahan drastis, bahkan dari luar, sementara sisi lain ingin menjaga muruah dan memberikan kesempatan kepada kader internal yang telah lama berjuang. Keputusan akhir akan sangat menentukan arah dan masa depan PPP di kancah politik nasional.