Kisah Tragis Gadis Cantik Penjual Gorengan yang Dibunuh Residivis Pencabulan
Tanggal: 17 Sep 2024 13:23 wib.
Kisah tragis menimpa Nia Kurnia Sari (18), seorang gadis penjual gorengan keliling yang ditemukan tewas terkubur di dalam tanah di kawasan Guguk, Kecamatan Dua Kali Sebelas Kayu Tanam, Padang Pariaman, Sumatera Barat. Peristiwa tersebut menyisakan duka mendalam bagi keluarga serta masyarakat sekitar.
Sebelum ditemukan tewas, Nia dilaporkan hilang sejak Jumat, 6 September 2024, setelah berjualan gorengan di Korong Pasa Surau. Berdasarkan kesaksian warga sekitar, Nia terakhir kali terlihat sekitar pukul 18.00 WIB. Kekhawatiran mulai muncul ketika hingga pukul 20.00 WIB, Nia belum juga pulang. Keluarga pun melakukan pencarian dan menemukan jilbab dan jualannya berserakan. Kejadian itu mendorong keluarga untuk melaporkan kehilangan Nia pada pihak kepolisian.
Tim SAR akhirnya menemukan jasad Nia yang sudah tertimbun tanah pada Minggu, 8 September 2024. Dalam kondisi tragis, jasad Nia ditemukan telanjang dengan tangan terikat. Hal ini menguatkan dugaan bahwa korban telah mengalami pelecehan seksual sebelum dibunuh.
Mencuatnya kasus ini juga memperlihatkan betapa Nia begitu berarti bagi keluarganya. Sebagai anak tunggal, Nia menjadi tulang punggung keluarga karena ayahnya telah lama berpisah dengan ibunya. Ibunya sendiri, yang juga menjalani profesi sebagai penjual gorengan keliling, sering kali harus berhenti berjualan karena sakit. "Dia sangat ingin melanjutkan kuliah," ujar Mila, ibu dari Nia, saat dimintai keterangan oleh wartawan.
Selang beberapa hari setelah penemuan jasad Nia, polisi berhasil mengungkap identitas pelaku pada 14 September 2024. Kepolisian melakukan pengepungan di lokasi persembunyian IS (26) di daerah Padang Kabau Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Meskipun telah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan, pelaku yang merupakan residivis kasus pencabulan berhasil melarikan diri.
Penyisiran terus dilakukan kepolisian untuk menemukan pelaku pembunuhan yang masih buron hingga Senin, 16 September 2024. Warga setempat telah memberikan informasi terkait persembunyian pelaku, yang sempat dua kali melarikan diri saat hendak ditangkap. Meskipun pelarian IS masih belum berhasil dihentikan, polisi berhasil mengumpulkan barang bukti dan jejak pelaku dari lokasi persembunyiannya.
Pihak berwenang juga telah mengerahkan anjing pelacak untuk membantu mengendus jejak pelarian IS. Di samping itu, penduduk sekitar juga turut membantu pihak kepolisian dengan memberikan informasi terkait pergerakan pelaku. Kasus ini telah menimbulkan kecaman dari berbagai pihak terhadap tingginya tingkat kejahatan, khususnya terhadap perempuan.
Kejadian tragis ini seharusnya menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih meningkatkan keamanan, terutama bagi para pekerja atau pelaku usaha kecil seperti Nia. Selain itu, kasus ini juga menampakkan bahwa lebih banyak dukungan dan perlindungan harus diberikan kepada para perempuan yang rentan menjadi korban kekerasan.
Seluruh pihak, termasuk pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat umum, harus bersatu untuk mencegah terjadinya kasus serupa di masa mendatang. Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan kesadaran akan hak asasi manusia serta perlindungan terhadap perempuan di berbagai lini kehidupan.