Kisah Pilu Ibu di Banjarmasin Kalsel, Dipaksa Melahirkan Normal Meski Bayi Sungsang
Tanggal: 7 Mei 2024 15:44 wib.
Kisah pilu seorang ibu di Banjarmasin, Kalsel, menjadi sorotan setelah ia dipaksa untuk melahirkan normal saat bayinya dalam kondisi sungsang yang berujung pada kepala bayi yang terputus. Sang ibu, yang berinisial MS (36) harus menahan pilu karena penolakan bayinya.
Dalam kisah yang menyentuh ini, sang bayi tak bisa diselamatkan dan kepala bayinya terputus di dalam perut sang ibu. Sang ibu sampai tak kuat mengejan akibat tekanan dan trauma yang dialaminya.
Pada saat persalinan, sang ibu dipaksa untuk mengejan secara kuat, padahal kondisi bayinya saat itu sungsang atau terbalik dari kondisi seharusnya. Tak hanya itu, setelah kepala bayi terputus, sang ibu juga dipaksa pulang oleh tenaga medis ketika dirinya masih merasakan sakit, tanpa adanya penjelasan yang memadai.
Meskipun dilakukan proses persalinan secara normal, alat vital sang ibu terbuka dan terkesan dijahit sembarangan. Sang ibu, bersama suaminya yang mendampinginya, merasa terkejut dan kecewa atas insiden tersebut.
Tangisan pilu sang ibu pecah lantaran harus kehilangan calon bayinya. Ibu yang baru melahirkan bayi pertamanya ini merasakan perasaan campur aduk. Menyaksikan badan bayi tanpa kepala yang tiba-tiba dilahirkan, membuatnya merasa sangat terpukul.
Setelah kejadian tragis ini, sang ibu dan suaminya memutuskan untuk melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Mereka merasa tidak mendapatkan penjelasan yang memuaskan dari pihak rumah sakit terkait insiden yang menimpa mereka. Bahkan, alat vital sang ibu dijahit sembarangan, menambah kesedihan dan ketidakpuasan mereka.
Selain itu, sang ibu juga merasa tidak mendapatkan perlakuan yang layak dari pihak rumah sakit setelah melahirkan. Ditekan dan dipaksa pulang ketika dirinya masih merasakan sakit, membuatnya merasa tidak dihargai sebagai pasien. Bahkan, sang ibu merasa bahwa pihak rumah sakit tidak memberikan penanganan yang layak terhadap keadaan kewanitaannya setelah insiden tersebut.
Belum ada penjelasan resmi dari pihak rumah sakit terkait insiden tersebut. Namun, pihak kepolisian telah membentuk tim untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Beberapa saksi pun sudah dimintai keterangan, sembari kepolisian terus berjalan mengambil keterangan lain, baik dari pihak rumah sakit maupun dokter yang terlibat.
Kasus ini membawa dampak trauma yang cukup besar bagi sang ibu. Selain harus menahan rasa kehilangan yang mendalam, perawatan medis yang ia terima setelah kejadian juga tidak memuaskan. Alat vitalnya terbuka dan dijahit sembarangan, menambah beban pikiran dan rasa sakit yang dia rasakan. Sang ibu kini berjuang untuk mendapatkan keadilan atas insiden yang menimpanya dan juga untuk mengekspresikan ketidakpuasan atas penanganan medis yang ia terima.