Kisah Horor Penumpang Singapore Airlines
Tanggal: 22 Mei 2024 20:11 wib.
Sebuah perjalanan pesawat yang semula direncanakan menuju Singapura dari London berakhir dalam ketakutan yang tak terlupakan bagi para penumpangnya. Turbulensi ekstrem mengakibatkan satu penumpang tewas, sementara yang lain mengalami luka-luka.
Salah seorang penumpang, Dzafran Amir, mengungkapkan momen menyeramkan yang dialaminya dalam pesawat. "Tiba-tiba pesawat mulai miring dan terjadi guncangan yang membuat saya bersiap menghadapi apa yang terjadi, tiba-tiba pesawat merosot tajam. Kemudian yang tak pakai sabuk pengaman terlempar ke langit-langit," katanya seperti yang dilaporkan oleh Reuters pada Selasa (21/5).
Lebih lanjut, Dzafran Amir menambahkan, "Beberapa orang kepalanya terbentur kabin di atas dan itu penyok, mereka menabrak tempat lampu dan masker berada dan langsung mengenainya."
Pesawat yang mengalami kejadian tersebut merupakan pesawat jenis Boeing 777-300ER. Setelah terbang selama 11 jam dengan membawa 211 penumpang dan 18 kru, pesawat ini dilaporkan mengalami penurunan ketinggian dari 37 ribu kaki sampai 31 ribu kaki di sekitar Laut Andaman dekat Thailand.
Keadaan mengkhawatirkan tersebut memaksa pesawat untuk mendarat darurat di bandara Suvarnabhumi Bangkok. Meskipun pendaratan darurat ini membuahkan keselamatan bagi para penumpang, namun tidak dapat dihindari bahwa satu penumpang harus kehilangan nyawa. Otoritas bandara hanya menyebutkan bahwa ada satu korban jiwa tanpa memberikan informasi lanjutan mengenai jumlah korban luka.
Polisi imigrasi Thailand segera mengirimkan tim medis untuk membantu para penumpang dan kru yang terdampak insiden ini. Singapore Airlines menyatakan, "Prioritas kami adalah memberikan seluruh bantuan bagi semua penumpang dan kru di pesawat."
Insiden ini merupakan pengingat akan pentingnya keselamatan penerbangan dalam perjalanan udara. Sebagai salah satu maskapai penerbangan terkemuka, Singapore Airlines tidak bisa menganggap remeh keamanan dan keselamatan penumpang serta kru selama penerbangan.
Menyaksikan kondisi pesawat yang terkena turbulensi ekstrem, menyadarkan kita akan pentingnya pelatihan awak pesawat, perawatan pesawat, serta ketersediaan peralatan keselamatan yang memadai. Kejadian ini juga mengajarkan bahwa dalam situasi darurat, kerjasama antara maskapai, otoritas bandara, dan tim penyelamat sangatlah vital untuk mengurangi risiko dan meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi.
Berdasarkan data kecelakaan pesawat, Barat, Asia, Tengah, Afrika, dan Pasifik memiliki angka kecelakaan pesawat tertinggi di dunia. Faktor penyebab kecelakaan pesawat ini mencakup faktor manusia, teknis, dan lingkungan.
Maka dari itu, semua pihak terkait harus meningkatkan sistem pengamanan dan pencegahan kecelakaan pesawat. Termasuk di dalamnya adalah pelatihan awak pesawat untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang cukup serta menjalankan standard operasional prosedur dengan baik.
Keselamatan dan keamanan harus selalu menjadi prioritas utama dalam industri penerbangan. Dalam menghadapi situasi yang tidak terduga, upaya koordinasi yang baik antara pihak maskapai, otoritas bandara, dan pihak terkait lainnya akan sangat menentukan dalam menjamin keselamatan penumpang dan kru pesawat.