Kisah Heroik Ramadhani, Nelayan Bengkulu yang Selamatkan Korban Kapal Karam Meski Kepala Terluka
Tanggal: 13 Mei 2025 22:24 wib.
Tampang.com | Tragedi tenggelamnya kapal wisata yang membawa 104 penumpang dari Pulau Tikus ke Kota Bengkulu pada Minggu (11/5/2025) menyisakan duka mendalam. Tujuh orang dinyatakan meninggal dunia akibat kecelakaan ini. Namun, di tengah musibah tersebut, muncul sosok pahlawan dari laut—Ramadhani Saputra, seorang nelayan lokal yang tanpa ragu menyelamatkan korban kapal karam.
Melihat Kapal Terbalik, Langsung Terjun Tanpa Pikir Panjang
Sore itu, Ramadhani tengah menjaring ikan di tepi pantai Kelurahan Malabero, Kota Bengkulu. Saat sedang sibuk menarik pukat, ia melihat kapal wisata di kejauhan tergulung ombak.
“Saat itu saya di pantai sedang menjaring pukat, lalu sekitar beberapa puluh meter di tengah laut saya lihat kapal tergulung-gulung ombak,” ujar Ramadhani saat ditemui Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, di RS Bhayangkara, Senin (12/5/2025).
Tanpa pikir panjang, ia langsung berlari dan terjun ke laut demi menyelamatkan para penumpang yang terlempar ke air. Di tengah derasnya ombak, Ramadhani berenang ke arah korban dan mengarahkan mereka ke tepian.
Ajak Nelayan Lain dan Tak Peduli Luka di Kepala
Aksi Ramadhani tak berhenti di situ. Ia mengajak nelayan lain yang berada di sekitar pantai untuk ikut membantu evakuasi. Mereka membawa pelampung, ban, dan alat seadanya untuk menolong korban satu per satu.
Meski sempat terbentur kapal dan mengalami luka di kepala, Ramadhani tak menyadari hal itu karena fokusnya hanya satu: menyelamatkan nyawa manusia.
“Kepala saya luka karena terbentur kapal, maka saya juga ikut dibawa ke rumah sakit untuk dirawat,” tuturnya dengan nada tenang.
Dihadiahi Umrah oleh Gubernur Bengkulu
Aksi heroik Ramadhani mendapat apresiasi langsung dari Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan. Dalam kunjungannya ke rumah sakit, Gubernur yang tersentuh oleh kisah penyelamatan itu langsung bertanya ke Ramadhani mengenai keinginan terbesarnya.
“Bagaimana kalau dihadiahi umrah? Tentunya bersama istri juga, jangan sendirian,” canda Gubernur yang disambut tawa Ramadhani.
Ramadhani, yang juga bekerja sebagai penggali kubur, dengan polos menjawab bahwa ia belum pernah punya niat umrah karena kendala biaya.
“Belum ada niat, Pak, umrah,” ujarnya lugu.
Akhirnya, tawaran umrah itu diterima Ramadhani. Gubernur bahkan memberikan sekeranjang anggur dan meminta Ramadhani serta istrinya saling menyuapi sebagai bentuk rasa syukur.
Konsep “Tolong Rakyat, Allah yang Menolong”
Gubernur Helmi menegaskan bahwa apa yang dilakukan Ramadhani merupakan bentuk nyata dari nilai kemanusiaan dan ketulusan.
“Inilah pertolongan Allah karena Pak Ramadhani bantu orang tulus, maka Allah bantu dan tolong juga Pak Ramadhani. Inilah konsep bantu rakyat,” ujarnya.
Kronologi Kapal Karam dan Proses Hukum
Sebelumnya diberitakan, kapal pengangkut 104 wisatawan karam akibat badai dan kerusakan mesin mendadak di perairan Bengkulu. Ombak besar menghantam kapal hingga terguling, menyebabkan tujuh orang tewas. Polisi telah mengamankan kapten kapal dan lima anak buah kapal (ABK) untuk proses hukum lebih lanjut.