Kilang Metanol Hijau Pertama di Dunia Resmi Beroperasi di Denmark, Siap Kurangi Emisi Pelayaran
Tanggal: 14 Mei 2025 18:41 wib.
Tampang.com | Pabrik metanol hijau berskala komersial pertama di dunia resmi mulai beroperasi di Kasso, Denmark Selatan pada Selasa (13/5/2025). Pabrik yang dibangun dengan biaya sekitar 150 juta euro (sekitar Rp2,7 triliun) ini merupakan terobosan besar dalam upaya pengurangan emisi di sektor pelayaran. Perusahaan pelayaran raksasa Maersk menjadi pelanggan utama pabrik ini dan akan membeli sebagian hasil produksinya sebagai bahan bakar rendah emisi untuk armada kapal kontainer mereka.
Peningkatan Permintaan Bahan Bakar Alternatif di Sektor Pelayaran
Sektor pelayaran kini berada di bawah tekanan untuk mencari bahan bakar alternatif. Hal ini seiring dengan dukungan mayoritas negara terhadap target Organisasi Maritim Internasional (IMO) yang menargetkan penghapusan emisi karbon pada tahun 2050. Sejauh ini, bahan bakar nol emisi seperti metanol hijau dan amonia cenderung lebih mahal dibandingkan bahan bakar konvensional karena belum diproduksi dalam skala besar.
Metanol Hijau untuk Pelayaran dan Industri Lainnya
Pabrik yang dikelola oleh European Energy dari Denmark dan Mitsui dari Jepang ini memiliki kapasitas produksi 42.000 metrik ton metanol hijau per tahun, yang setara dengan sekitar 53 juta liter. Maersk, yang mengoperasikan 13 kapal kontainer dual-fuel, akan menjadi pelanggan utama pabrik ini. Kapal-kapal tersebut dapat menggunakan bahan bakar minyak maupun metanol hijau, dan Maersk juga telah memesan 13 kapal tambahan yang akan menggunakan bahan bakar berkelanjutan ini.
Menurut Maersk, kapasitas tahunan pabrik ini cukup untuk mengoperasikan satu kapal besar berkapasitas 16.000 kontainer yang berlayar antara Asia dan Eropa. Kapal Laura Maersk, yang merupakan kapal kontainer dual-fuel pertama di dunia, hanya membutuhkan sekitar 3.600 ton bahan bakar per tahun. Kapal ini dijadwalkan untuk mengisi bahan bakar di dekat Kasso pada hari Selasa.
Produksi Metanol Hijau dari Energi Terbarukan
Berbeda dengan metanol tradisional yang biasanya diproduksi dari gas alam dan batu bara, pabrik di Kasso memproduksi metanol hijau menggunakan energi terbarukan serta karbon dioksida (CO2) yang ditangkap dari pabrik biogas dan fasilitas pembakaran sampah. Meskipun produksi metanol hijau ini masih dalam skala kecil, Maersk berharap untuk meningkatkan skala produksi dan menurunkan biaya seiring berjalannya waktu.
“Kalau kita lihat produksi dari Kasso, tentu ini baru setetes air di lautan. Jadi kita perlu meningkatkan skala produksi dan menurunkan biaya,” ujar Emil Vikjar-Andresen, kepala tim Power-to-X European Energy di Denmark.
Manfaat Metanol Hijau untuk Industri Lain
Metanol hijau ini tidak hanya akan digunakan di sektor pelayaran, tetapi juga dapat menggantikan metanol fosil dalam berbagai industri. Misalnya, perusahaan farmasi Novo Nordisk akan menggunakan metanol hijau untuk memproduksi pena suntik, sementara produsen mainan Lego akan memanfaatkan metanol hijau untuk pembuatan balok plastik.
Selain itu, panas berlebih yang dihasilkan dari proses produksi metanol hijau ini juga akan dimanfaatkan untuk memanaskan 3.300 rumah di sekitar kawasan pabrik, memperluas manfaat dari proyek ini kepada masyarakat sekitar.