Sumber foto: google

Khawatir atas Kenaikan Harga BBM Demi Program Makan Gratis

Tanggal: 26 Jul 2024 20:54 wib.
Faisal Basri, seorang ekonom senior INDEF, menyampaikan kekhawatiran atas kemungkinan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang diduga akan digunakan untuk membiayai Program Makan Bergizi Gratis yang diinisiasi oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Kekhawatiran ini muncul seiring dengan rencana pemerintah untuk meluncurkan BBM baru pada 17 Agustus 2024. Menurut Faisal, rencana ini dapat dianggap sebagai upaya pemerintah untuk mengakali subsidi BBM yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) guna mendukung program tersebut.

Dalam acara Non-Bank Financial Forum 2024 di Jakarta Pusat, Faisal menjelaskan, "Nah, mau dinaikkan harga BBM supaya bisa dipakai buat makan gratis itu. Nanti efeknya ke mana-mana, kita lihat saja nanti." Faisal juga menyoroti tingginya subsidi BBM yang sebenarnya terdapat tambahan pengeluaran lain-lain sebesar Rp126,9 triliun, sehingga ia menyimpulkan bahwa angka tersebut tidak mencerminkan kenyataan yang sebenarnya. Meskipun Faisal merasa curiga terhadap rencana tersebut, ia menyatakan setuju dengan Program Makan Bergizi Gratis yang dijalankan oleh Prabowo. Hal ini didasari oleh rata-rata kecerdasan intelektual (IQ) masyarakat Indonesia yang hanya mencapai 79.

Faisal menggarisbawahi pentingnya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Oleh karena itu, ia lebih memprioritaskan Program Makan Bergizi Gratis daripada kelanjutan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang diusung oleh Prabowo. "Kalau dalam konteks ini, ya lebih oke makan gratis daripada IKN, banyak masalah. Fokus saja ke SDM, kita coba untuk angkat ini fondasi manusia yang ingin kita bangun," tuturnya. Faisal juga menekankan pentingnya infrastruktur fisik yang berkontribusi besar dalam peningkatan SDM, serta menekankan agar program makan gratis tidak dikurangi hingga mencapai Rp7.500, karena menurutnya, dana sebesar itu hanya cukup untuk membeli ikan asin, bukan makanan bergizi.

Perihal isu pemotongan alokasi makan gratis, ekonom dari Verdhana Sekuritas, Heriyanto Irawan, mengklaim telah membahasnya dengan Tim Prabowo-Gibran. Namun, Hasan Nasbi, Anggota Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran Bidang Komunikasi, menolak klaim tersebut. "Enggak ada, dari tim sinkronisasi enggak ada (obrolan dengan Heriyanto)," ujar Hasan dalam konferensi pers di Sriwijaya 16, Jakarta. "Saya ingin menyampaikan bahwa tidak ada pembahasan itu (anggaran makan gratis jadi Rp7.500) sama sekali di tim dan tim sinkronisasi," tegasnya.

Sementara itu, Gibran Rakabuming Raka, wakil presiden terpilih 2024-2019, mulai menguji coba program makan gratis di beberapa daerah, termasuk Bogor dan Solo. Putra sulung Presiden Joko Widodo tersebut mengungkapkan bahwa biaya satu porsi makanan dalam program ini adalah sebesar Rp14.900, yang terdiri dari nasi, ayam, sayur, dan buah-buahan.

Dari pernyataan Faisal Basri, kita bisa melihat bahwa isu harga BBM dan Program Makan Bergizi Gratis memiliki implikasi yang kompleks terhadap kebijakan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Karena itu, diperlukan sinergi antara pemerintah, para ahli, dan lembaga terkait untuk mencari solusi yang sesuai demi mewujudkan tujuan pembangunan yang berkelanjutan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved