Kewaspadaan Tinggi: Gunung Semeru Erupsi Lima Kali dengan Letusan Mencapai 700 Meter
Tanggal: 19 Jul 2025 08:37 wib.
Gunung Semeru, yang berdiri megah di perbatasan antara Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dengan lima kali erupsi pada hari Jumat pagi. Dalam rangkaian erupsi tersebut, tinggi letusan mencapai 700 meter di atas puncak gunung, yang mengundang perhatian masyarakat dan pihak berwenang.
Erupsi pertama terjadi pada pukul 00.51 WIB, disusul oleh erupsi kedua pada 01.17 WIB, dan erupsi ketiga pada 05.55 WIB. Sayangnya, visual dari letusan pada waktu itu tidak dapat diamati dengan jelas. Namun, situasi terus berkembang dan saat laporan diterbitkan, aktivitas erupsi masih berlangsung.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto, menjelaskan bahwa erupsi keempat tercatat pada pukul 06.22 WIB, dengan kolom abu yang teramati mencapai ketinggian 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 meter di atas permukaan laut (mdpl). Warna kolom abu yang muncul terlihat beragam, mulai dari putih hingga abu-abu dengan intensitas yang dikategorikan sedang, meluncur ke arah utara. Aktivitas erupsi tersebut terus berlangsung, menunjukkan bahwa gunung ini masih dalam fase aktif.
Pada pukul 07.04 WIB, kembali terjadi erupsi yang disertai dengan letusan setinggi 700 meter di atas puncak. Kolom abu yang teramati kini tampak lebih tebal, berwarna putih dan kelabu, juga mengarah ke utara. Laporan mencatat bahwa aktivitas ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan berlangsung selama 130 detik, menandakan kekuatan letusan yang signifikan.
Liswanto menegaskan bahwa Gunung Semeru saat ini berada dalam status Waspada atau Level II. Dalam keadaan ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengeluarkan beberapa rekomendasi untuk keselamatan masyarakat. Mereka dilarang melakukan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, dalam radius delapan kilometer dari puncak. Selain itu, masyarakat diimbau untuk menjauhi area sepanjang tepi sungai di Besuk Kobokan, sejauh 500 meter, untuk menghindari bahaya perluasan awan panas dan aliran lahar yang mungkin mencapai jarak 13 kilometer dari puncak.
Pengamatan juga menunjukkan perlunya kewaspadaan terhadap ancaman awan panas, guguran lava, serta lahar hujan yang mungkin terbawa aliran sungai atau lembah yang bersumber dari puncak Gunung Semeru. Masyarakat disarankan untuk tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah maupun puncak gunung, mengingat risiko bahaya dari lontaran batu pijar yang ditimbulkan oleh aktivitas vulkanik.
Bagi warga yang tinggal di sekitar Gunung Semeru, perhatian ekstra diperlukan saat memasuki musim hujan, di mana potensi lahar yang terbentuk akibat curah hujan tinggi menjadi semakin signifikan. Terutama di aliran sungai seperti Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, kewaspadaan akan bahaya lahar semakin diutamakan. Di tengah fenomena alam yang terus berkembang ini, pemahaman dan respons cepat masyarakat menjadi kunci untuk menjaga keselamatan bersama.