Sumber foto: Instagram cnnindonesia

Ketua Umum PBNU Minta Maaf atas Pertemuan Lima Nahdliyin dengan Presiden Israel

Tanggal: 17 Jul 2024 11:40 wib.
Ketua Umum PBNU (Pimpinan Besar Nahdlatul Ulama) Yahya Cholil Staquf meminta maaf kepada masyarakat luas atas peristiwa lima nahdliyin yang bertemu Presiden Israel Isaac Herzog. Ia menyatakan bahwa tidak ada koordinasi terkait keberangkatan lima nahdliyin ke Israel untuk bertemu Herzog.

"Dalam konteks ini, saya tegaskan bahwa lembaga-lembaga di bawah PBNU, yang personelnya melakukan perjalanan ke Israel ini, tidak mengetahui dan tidak ada pembicaraan di tingkat kelembagaan. Sehingga apa yang dilakukan oleh anak-anak yang berangkat ke Israel itu adalah tanggung jawab pribadi mereka dan tidak terkait dengan lembaga," ujar Yahya Cholil Staquf dalam pernyataannya.

PBNU sendiri telah menegaskan bahwa keberangkatan lima nahdliyin ke Israel tidak memiliki kaitan dengan keputusan resmi dari organisasi tersebut. Mereka menegaskan bahwa segala aktivitas yang dilakukan oleh para anggota PBNU di luar wilayah Indonesia adalah tanggung jawab pribadi dan tidak mewakili sikap resmi organisasi.

Dalam konteks ini, Yahya Cholil Staquf menegaskan bahwa PBNU sebagai lembaga tidak terlibat dalam peristiwa ini dan tidak ada persetujuan resmi terkait keberangkatan lima nahdliyin ke Israel. Hal ini diharapkan dapat menjernihkan opini masyarakat terhadap sikap resmi dari PBNU terkait peristiwa tersebut.

Meskipun demikian, peristiwa ini mencatatkan bahwa dalam konteks diplomasi antarnegara, pentingnya koordinasi dan transparansi dalam setiap langkah yang diambil. Sehingga, kesalahpahaman yang bisa terjadi dapat diminimalisir.

Saat ini, PBNU dan Yahya Cholil Staquf sedang mengkaji lebih lanjut terkait peristiwa ini untuk memastikan bahwa sikap resmi organisasi dapat tersampaikan dengan jelas kepada masyarakat. Mereka juga menekankan bahwa untuk setiap kegiatan di luar negeri, koordinasi yang tepat dan transparansi dalam komunikasi adalah hal yang sangat penting.

Diharapkan, peristiwa ini juga dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak terkait pentingnya koordinasi dan transparansi dalam setiap langkah yang diambil, terutama dalam konteks hubungan antarnegara.

Yahya Cholil Staquf dan PBNU berharap agar kejadian ini dapat dijadikan momentum untuk memperkuat koordinasi dan komunikasi internal dalam setiap kegiatan yang melibatkan pihak terkait untuk menghindari kesalahpahaman di masa depan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved