Ketua PKB Muhaimin Iskandar Menyebut Lima Nahdliyin yang Temui Presiden Israel Memalukan
Tanggal: 18 Jul 2024 11:45 wib.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengkritik lima kader Nahdlatul Ulama (NU) yang dianggapnya memalukan menyambut Presiden Israel Isaac Herzog dalam situasi genosida di Palestina. Menurut Cak Imin, aksi kelima kader NU tersebut menunjukkan ketidaktahuan mereka akan kondisi di Gaza, Palestina.
Dalam sebuah acara di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Cak Imin menyatakan, "Itu bukan urusan kita tapi memalukan. Iya kayak enggak mengerti urusan." Pernyataan tersebut menegaskan kekecewaan atas langkah yang diambil oleh kelima kader NU yang tampaknya tidak memperhatikan kondisi konflik di Palestina.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai PKB Muhammad Hanif Dhakiri menegaskan bahwa komitmen PKB tetap mendukung Palestina dan mengecam tindakan yang bisa merugikan perjuangan kemerdekaan Palestina. "Intinya, kami PKB ini tetap pro terhadap Palestina. Jadi kami ikut menyayangkan. Itu soal sensitivitas terhadap perasaan orang yang sedang berjuang kemerdekaan di Palestina. Rakyat Palestina yang begitu menderita dengan perang," ujarnya.
Adapun kelima Nahdliyin yang bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog, yaitu Zainul Maarif, Munawir Aziz, Nurul Bahrul Ulum, Syukron Makmun, dan Izza Annafisah Dania, telah mendapat kecaman publik. Sampai saat ini, belum ada keterangan resmi mengenai waktu pertemuan tersebut.
Aksi kelima nahdliyin ini mendapat kritik tajam dari masyarakat, bahkan menyebabkan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) harus memberikan permintaan maaf atas tindakan tersebut kepada publik. "Saya mohon maaf kepada masyarakat luas, seluruhnya, bahwa ada beberapa orang dari kalangan Nahdlatul Ulama yang tempo hari pergi ke Israel, melakukan engagement di sana," kata pria yang akrab disapa Gus Yahya, dalam konferensi persnya.
Kritikan keras juga datang dari pihak lain terkait pertemuan tersebut. Banyak pihak menilai bahwa tindakan kelima Nahdliyin tersebut tidak mencerminkan sikap solidaritas dan kepedulian terhadap nasib Palestina. Bagi banyak aktivis dan masyarakat di Indonesia, pertemuan kelima kader NU dengan Presiden Israel di tengah kondisi konflik yang memakan banyak korban di Palestina menimbulkan kekecewaan dan kecaman.
Pertemuan tersebut menimbulkan polemik di tengah-tengah masyarakat dan menjadi perbincangan hangat di media sosial. Hal ini juga memicu pertanyaan serius terkait sikap dan pandangan NU terhadap konflik Palestina-Israel. Selain itu, beberapa pihak juga mempertanyakan transparansi dan alasan di balik pertemuan tersebut, yang sampai saat ini belum terungkap secara jelas.