Ketua DPRD Lebak Diserbu Warganet, Keukeuh Sebut Indonesia Enggak Darurat-Darurat Amat
Tanggal: 23 Agu 2024 16:47 wib.
Kepala DPRD Lebak, M. Agil Zulfikar, menjadi sorotan tajam di media sosial pada Jumat (23/8/2024). Kolom komentar akun pribadi Agil dibanjiri para netizen setelah ia memposting gambar Garuda Pancasila dengan latar belakang biru bertuliskan 'Indonesia Baik-baik Saja'. Kontroversi muncul karena saat itu sedang berlangsung demo menolak RUU Pilkada yang dapat mengubah keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai syarat pencalonan kepala daerah. Gaung seruan ‘Peringatan Darurat’ pun menggema di berbagai platform media sosial.
Agil kemudian menjelaskan bahwa postingannya merupakan pandangan pribadi, bukan sebagai perwakilan DPRD Lebak. Ia juga meyakinkan bahwa sebagai warga negara Indonesia, memiliki hak yang sama untuk menyampaikan pendapat.
Sebagai politisi Gerindra, Agil merasa bahwa Badan Legislasi (Baleg) DPR RI telah menyertakan keputusan MK, termasuk mengenai ambang batas pencalonan kepala daerah. Dengan demikian, menurutnya, kondisi demokrasi di Indonesia masih dalam keadaan yang baik.
Setelah situasi panas di media sosial, Agil memutuskan untuk menghapus keterangan pada postingannya. Ia berjanji untuk menggantinya dengan penjelasan yang lebih lengkap.
Dalam sebuah wawancara, Agil menegaskan bahwa di dalam negara demokrasi, setiap individu berhak memiliki pandangan yang berbeda. Meskipun demikian, ia menyayangkan reaksi negatif yang datang dari pihak-pihak yang tidak sependapat dengannya. Menurut Agil, perbedaan pendapat seharusnya menjadi hal yang wajar dalam dinamika demokrasi.
Menurut Agil, kondisi demokrasi di Indonesia tidak perlu dipandang sebagai darurat. Ia menilai bahwa keputusan Bali Legislasi DPR RI terkait threshold telah sesuai dengan putusan MK, sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam proses demokrasi yang sedang berlangsung.
Hal ini pun menjadi pembahasan hangat di media sosial, sementara netizen berjejer untuk memberikan komentar-komentar mengenai pandangan Agil. Beberapa di antaranya setuju dengan pendapatnya, sementara lainnya mengecam sikap yang dianggapnya meremehkan aspirasi masyarakat.
Semakin berkembangnya teknologi, khususnya media sosial, para politisi dituntut untuk lebih berhati-hati dalam menyuarakan pendapatnya. Dalam hal ini, Agil menjadi salah satu contoh bagaimana sebuah pandangan pribadi dapat berdampak di masyarakat secara luas.
Peristiwa ini juga menjadi bukti bahwa keberagaman pandangan politik dapat menimbulkan konflik di masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi seluruh elemen masyarakat untuk tetap memelihara etika dalam berpendapat, serta menerima perbedaan pendapat dengan sikap yang dewasa.
Penting untuk dicatat bahwa dalam lingkungan demokrasi, setiap individu memiliki hak yang sama untuk menyuarakan pendapatnya. Hal ini, tentu saja, wajib diimbangi dengan sikap saling menghormati pandangan orang lain tanpa merendahkan martabatnya sebagai warga negara. Demokrasi yang sehat hanya dapat tumbuh dalam lingkungan yang menghargai keberagaman pandangan dan mampu menghormati perbedaan pendapat secara bijaksana.