Sumber foto: website

Kesal Kerap Dinasehati, Pria Ini Pukuli Ayah Kandungnya hingga Bonyok

Tanggal: 27 Des 2024 20:46 wib.
Sebuah insiden tragis terjadi di Kota Lubuklinggau, di mana seorang pemuda telah tega menganiaya ayah kandungnya hingga babak belur. Kejadian ini terjadi pada Rabu, 25 Desember 2024, sekitar pukul 22.00 WIB. Pria bernama Redi (23) telah ditangkap oleh pihak kepolisian setelah melakukan tindakan kekerasan tersebut. Kapolres Lubuklinggau, AKBP Bobby Kusumawardhana, bersama Kasat Reskrim AKP Hendrawan memastikan bahwa pelaku telah diamankan di Mapolres Lubuklinggau untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Penganiayaan tersebut bermula ketika Redi berada di rumah bersama dengan korban, Ujang Romli (60), ayah kandungnya. Saat itu, sang ayah menjalankan kewajibannya untuk memberikan nasihat kepada anaknya. Namun, suasana memanas ketika Redi tidak menerima nasihat tersebut dan bereaksi dengan emosi. Hal ini berujung pada peristiwa tragis di mana Redi melakukan pemukulan terhadap ayahnya.

Pelaku tidak mengendalikan emosinya, bahkan ketika ayahnya merasa terganggu dengan perilakunya, Redi tetap melampiaskan amarahnya dengan kekerasan fisik. Akibat dari tindakannya ini, ayahnya mengalami luka parah di wajah, termasuk luka bengkak di bagian pelipis kanan dan luka lebam di bagian pipi sebelah kiri.

Setelah aksi kekerasan tersebut, korban terjatuh ke lantai dan akhirnya ditolong oleh menantunya. Upaya untuk memisahkan Redi dari ayahnya ini terbilang sukses, namun pelaku berhasil melarikan diri dari rumah setelah kejadian tersebut. Korban kemudian dilaporkan ke Polres Lubuklinggau, dan berkat respons cepat dari Tim Macan Satreskrim, pelaku berhasil diamankan.

Dari hasil pemeriksaan terhadap pelaku, diketahui bahwa motif utama dari penganiayaan tersebut adalah karena Redi kesal dan emosi akibat sering dinasehati oleh ayahnya. Hal ini menggambarkan bahwa sikap tidak dapat menerima nasihat dan kekerasan sebagai penyelesaian masalah masih menjadi permasalahan serius di masyarakat.

Kejadian ini menjadi bukti bahwa masalah kekerasan dalam rumah tangga telah mengakar dalam kehidupan sehari-hari. Sikap pengendalian diri, empati, dan penyelesaian konflik dengan cara-cara yang produktif adalah kunci dalam menghindari tragedi serupa di masa depan. Penanganan kasus ini juga perlu dilakukan secara tegas dan adil, serta memberikan pembelajaran bagi masyarakat akan pentingnya menjaga kedamaian dan keharmonisan dalam keluarga serta hubungan antar-generasi.

Penganiayaan terhadap orang tua, atau siapapun dalam lingkungan keluarga, harus menjadi peringatan bagi semua pihak untuk memperhatikan masalah psikologis dan emosional yang ada di sekitar kita. Dengan lebih peduli dan memperkuat komunikasi yang baik dalam keluarga, diharapkan kasus-kasus kekerasan seperti ini dapat diminimalisir atau bahkan dicegah sepenuhnya. Dukungan serta perhatian dari lingkungan sekitar juga dapat memainkan peran yang sangat penting untuk mencegah terjadinya kasus serupa di masa depan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved