Keren! Tol Bakauheni Terbanggi Besar Uji Coba Marka Jalan Pakai Getah Pinus
Tanggal: 12 Sep 2024 00:00 wib.
Tampang.com | Terdengar seperti kabar menarik di dunia lalu lintas! Tol Terbanggi Besar (Bakter) PT Bakauheni Terbanggi Besar Toll (BTB Toll) telah melakukan uji coba pembuatan marka jalan menggunakan bahan pengelolaan getah pinus dan olahan minyak kelapa sawit. Getah pinus atau Gondorukem, adalah hasil dari proses destilasi getah pinus. Sementara itu, gliserol atau minyak kelapa sawit, adalah senyawa organik yang dihasilkan dari hidrolisis minyak kelapa sawit dengan air. Keduanya memiliki manfaat yang luar biasa, salah satunya adalah untuk pembuatan marka jalan.
Menurut Ade Rintoro, seorang ahli pemasaran dan riset pengembangan dari Hakaaston (HKA), pemanfaatan getah pinus dan minyak kelapa untuk marka jalan bertujuan untuk meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) atau nilai persentase dari komponen produksi dalam negeri. Dalam keterangannya, Ade menyatakan bahwa penggunaan gondorukem dan gliserol dalam pembuatan marka jalan ini pertama kali diuji coba di jalan tol, khususnya Ruas Tol Bakter. Harapannya, bahan ini akan meningkatkan kualitas dan daya tahan marka jalan.
Dosen peneliti dari ITB, Aqsha, menyatakan bahwa bahan pembuatan marka jalan dengan menggunakan gondorukem dan gliserol sudah banyak digunakan di luar negeri dan kini sedang dikembangkan di Indonesia. "Bahan-bahan ini mudah didapat di Indonesia, sehingga harapannya dapat mengurangi impor," ujarnya.
Tidak hanya itu, uji coba inovasi penggunaan gondorukem dan gliserol juga telah diterapkan untuk marka garis bingkai jalan, yaitu garis putih yang tidak putus di sisi kiri jalan sepanjang 100 meter, atau tepatnya di KM 125+200 sampai KM 126+200 jalur B Ruas Tol Bakter.
Uji coba ini merupakan langkah berani dalam menerapkan solusi berkelanjutan dalam pembuatan marka jalan. Diharapkan, hasil dari uji coba ini bisa menjadi tolak ukur untuk penggunaan bahan-bahan lokal dalam infrastruktur jalan di Indonesia.
Penggunaan getah pinus dan gliserol untuk marka jalan menjadi sebuah terobosan yang menarik, bukan hanya dari segi keberlanjutan bahan baku, namun juga dari segi ekonomi. Dengan mengurangi ketergantungan pada bahan impor, penggunaan bahan-bahan lokal seperti gondorukem dan gliserol dapat meningkatkan perekonomian dalam negeri.
Menurut data statistik, impor bahan-bahan kimia untuk pembuatan marka jalan, terutama getah pinus dan gliserol, telah mengalami kenaikan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Dengan demikian, pemanfaatan bahan-bahan lokal secara luas untuk keperluan pembangunan infrastruktur jalan dapat membawa dampak positif dalam mengurangi defisit neraca perdagangan.
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan bahan-bahan lokal untuk pembuatan marka jalan tidak hanya memberikan dampak ekonomi positif, tetapi juga harus mempertimbangkan aspek keamanan, kualitas, dan daya tahan. Pengujian lebih lanjut serta pemantauan berkala terhadap marka jalan yang menggunakan bahan-bahan lokal perlu dilakukan untuk memastikan bahwa kualitas jalan tetap terjaga.
Meskipun uji coba ini diharapkan membawa dampak positif, namun tidak bisa dipungkiri bahwa terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi terkait dengan penggunaan bahan-bahan lokal untuk pembuatan marka jalan. Salah satu tantangan utama adalah ketersediaan bahan baku dalam skala yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur jalan yang terus meningkat.
Oleh karena itu, diperlukan upaya besar dalam mengembangkan dan meningkatkan produksi getah pinus dan minyak kelapa sawit secara berkelanjutan. Penelitian dan inovasi dalam proses perolehan bahan baku, sehingga dapat memperoleh hasil yang berkualitas serta dapat memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat, merupakan langkah kritis yang perlu dilakukan.
Selain itu, kerjasama antara pihak-pihak terkait, termasuk pemerintah, industri, dan lembaga riset, juga sangat diperlukan dalam mengembangkan potensi penggunaan bahan-bahan lokal untuk pembuatan marka jalan. Dukungan yang terintegrasi dari berbagai pihak akan menjadi modal utama dalam merintis jalan untuk pemanfaatan bahan-bahan lokal ini ke tahap yang lebih luas.