Kerap Curhat Rindu Anak, Seorang Ibu Nekat Gantung Diri
Tanggal: 15 Sep 2024 07:56 wib.
Seorang warga lanjut usia di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra), yang dikenal dengan inisial K (71) ditemukan tewas menggantung diri pada pohon kakao pada Sabtu (14/9/2024). Insiden memilukan ini terjadi setelah korban nekat mengakhiri hidupnya, diduga akibat gelisah dan rindu kepada anaknya yang telah meninggal dunia.
Kasi Humas Polres Kolaka, Iptu Dwi Arif, menjelaskan bahwa perempuan tersebut adalah seorang warga Dusun II Sumber Makmur, Desa Ranojaya, Kecamatan Toari, Kolaka. Kantor kepolisian menerima laporan bahwa korban ditemukan oleh tetangganya, SN (37), yang kebetulan melintas di sekitar lokasi pada pukul 06.00 Wita.
"Dari informasi yang diperoleh, tetangga korban merasa cemas setelah mencoba menghubungi K berkali-kali melalui telepon sekitar pukul 05.30 Wita namun tidak mendapat respon," papar Iptu Dwi Arif.
SN pun mencoba mendatangi rumah K saat kekhawatiran semakin menghantuinya. Namun, kejutan dan kesedihan mendalam menyergapnya begitu ia melihat K tergantung di pohon kakao. Tanpa berlama-lama, SN segera meminta bantuan tetangga lainnya untuk membantu menurunkan jenazah K dari tali yang mengikat lehernya.
"Dari hasil penyelidikan awal, diketahui bahwa korban menggunakan tali yang diikatkan ke tangkai pohon kakao dengan bantuan kursi plastik," ungkap Iptu Dwi.
Tak berapa lama kemudian, petugas kepolisian, termasuk Kanit Reskrim Polres Kolaka, Aipda Bonan, dan Kanit Intel Aipda Darmayanto, tiba di lokasi kejadian sekitar pukul 06.30 Wita. Hasil penyelidikan sementara tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, sehingga dugaan sementara adalah korban nekat gantung diri.
Dari informasi yang diperoleh dari tetangga korban, pihak kepolisian mengetahui bahwa K seringkali mengutarakan rasa rindunya kepada anaknya yang telah meninggal dunia sekitar setahun yang lalu akibat sakit.
"Disebutkan bahwa K kerap mengadu dan bercerita kepada tetangganya mengenai kerinduannya kepada anak yang telah tiada," ujar Iptu Dwi.
Keluarga korban telah menyatakan sikap untuk tidak mengizinkan otopsi dilakukan terhadap jenazah K dan memilih untuk langsung melakukan proses pemakaman. Keputusan ini dibuat sebagai bentuk penghormatan dan penghakiman atas kepergian K.
Kejadian yang menimpa K menunjukkan urgensi untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental pada kalangan lansia, terutama bagi mereka yang telah mengalami kehilangan orang-orang terkasih. Pembicaraan terbuka dan dukungan emosional yang adekuat dapat memainkan peran besar dalam membantu mengatasi rasa kehilangan dan kesepian yang bisa menjadi beban berat bagi para lansia.
Peristiwa ini seharusnya juga menjadi panggilan bagi pemerintah dan instansi terkait untuk lebih serius dalam menyediakan layanan kesehatan mental, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia. Dukungan psikologis dan sosial harus menjadi prioritas dalam upaya menjaga kesejahteraan dan kualitas hidup para lansia di masyarakat.