Kenapa Kota Terasa Lebih Panas Bahkan Saat Malam Hari? Kenali Fenomena Urban Heat Island
Tanggal: 23 Jul 2025 08:48 wib.
Dalam beberapa tahun terakhir, kita semakin merasakan suhu udara yang terus meningkat di kawasan perkotaan, bahkan saat malam hari. Perubahan ini menjadi perhatian banyak orang karena perbedaan yang cukup signifikan dengan suhu di daerah pedesaan yang cenderung lebih sejuk. Salah satu penyebab utama dari fenomena ini adalah Urban Heat Island (UHI), atau yang lazim disebut sebagai pulau panas perkotaan.
Fenomena Urban Heat Island ini dapat menyebabkan suhu di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung dapat meningkat hingga 7°C lebih tinggi dibandingkan daerah sekitarnya. Hal ini terjadi akibat adanya material bangunan seperti aspal dan beton yang menyerap panas dari sinar matahari, lalu melepaskannya secara perlahan pada malam hari. Di sisi lain, daerah dengan vegetasi alami seperti hutan atau kebun cenderung lebih sejuk, karena dapat memantulkan panas dengan lebih baik.
Mengapa fenomena ini bisa terjadi? Ada berbagai faktor yang berkontribusi pada peningkatan suhu di kawasan perkotaan. Pertama, penggunaan material buatan seperti aspal, beton, dan baja yang menyerap panas lebih lama dibandingkan permukaan alami seperti tanah atau rumput. Kedua, minimnya ruang hijau di kota-kota besar juga menjadi penyebab. Pohon dan tanaman berfungsi sebagai pendingin alami, menurunkan suhu melalui efek bayangan dan proses evaporasi.
Kepadatan bangunan dan volume kendaraan juga turut berkontribusi terhadap suasana panas di kota. Sedikitnya ruang untuk sirkulasi udara membuat panas terperangkap di antara gedung-gedung tinggi dan jalanan sempit, sehingga udara menjadi lebih gerah. Di samping itu, aktivitas manusia seperti penggunaan kendaraan bermotor, mesin industri, dan peralatan elektronik menghasilkan emisi panas yang semakin memperparah kondisi suhu di perkotaan.
Dampak dari Urban Heat Island bukan sekadar menjadikan kita merasa tidak nyaman, tetapi juga berpotensi menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), suhu yang tinggi dapat memicu risiko terkait kesehatan seperti stres panas, dehidrasi, hingga kematian, terutama pada kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, dan individu dengan penyakit jantung atau masalah pernapasan.
Lebih jauh lagi, lonjakan suhu di perkotaan berimbas pada peningkatan konsumsi energi. Ketika suhu meningkat, penggunaan pendingin ruangan dan kipas angin juga mengalami lonjakan, yang pada gilirannya meningkatkan tagihan listrik secara signifikan. Selain itu, polusi udara juga memburuk, karena suhu tinggi mempercepat pembentukan ozon troposferik yang berbahaya bagi kesehatan.
Perubahan iklim yang tengah kita hadapi pun bertambah parah. Meningkatnya konsumsi energi berarti emisi gas rumah kaca juga akan meningkat, menciptakan siklus negatif yang menghambat upaya untuk menanggulangi dampak perubahan iklim global.
Namun, ada berbagai solusi untuk mengatasi dampak dari Urban Heat Island ini. Salah satunya adalah dengan menanam lebih banyak pohon dan membuat taman kota. Selain berfungsi untuk menambah keindahan, pepohonan dan taman kota dapat membantu menurunkan suhu lingkungan dan meningkatkan kualitas udara.
Penggunaan bahan bangunan yang memantulkan sinar matahari juga bisa menjadi strategi efektif. Atap dan dinding yang dicat dengan warna terang atau dilapisi dengan material reflektif dapat mengurangi suhu bangunan secara drastis. Selain itu, pembangunan taman atap (green roof) dan dinding hijau (vertical garden) menawarkan alternatif menarik untuk kota-kota yang kekurangan ruang terbuka. Tanaman-tanaman ini tidak hanya berfungsi sebagai keindahan, tetapi juga membantu menyerap panas dan menyejukkan lingkungan.
Terakhir, mendorong penggunaan transportasi ramah lingkungan seperti bersepeda, berjalan kaki, atau menggunakan transportasi umum bisa mengurangi dampak panas buatan dari kendaraan pribadi dan emisi gas rumah kaca.
Dengan memahami penyebab dan dampak dari Urban Heat Island, kita bisa mulai berpikir dan bertindak untuk menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih sejuk dan nyaman untuk ditinggali. Fenomena ini bukan hanya masalah lokal, tetapi juga memberikan dampak yang luas bagi kesehatan dan lingkungan kita secara keseluruhan.