Kenangan Bala-Bala: Perpisahan Nick Kuipers dengan Bandung

Tanggal: 24 Mei 2025 22:52 wib.
Tak banyak pemain asing yang berhasil bertahan dalam lintasan sepakbola Indonesia untuk waktu yang lama, terutama dengan posisi sebagai pemain kunci yang menunjukkan performa konsisten selama lebih dari lima musim. Namun, Nick Kuipers membuktikan bahwa hal tersebut bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dicapai.

Selama 5,5 musim berkarier di Persib Bandung, Nick tidak hanya menjadi bek andalan tim, tetapi juga menjadi bagian integral dari kehidupan kota ini. Kehadirannya terasa di setiap sudut, mulai dari stadion tempat pertandingan, ruang ganti, hingga jajanan kaki lima yang menjadi favorit banyak orang.

Ketika ditanya tentang apa yang mungkin akan dirindukannya setelah meninggalkan Bandung, jawabannya tidak terdiri dari hiruk-pikuk atmosfer stadion atau keseruan di konferensi pers. Justru, camilan khas kota ini, yaitu bala-bala, menjadi salah satu hal yang ada di dalam pikirannya.

Bala-bala, makanan ringan yang terbuat dari adonan dengan isi campuran berbagai sayuran, ternyata memiliki tempat khusus di hati Nick. Ia bahkan sering membicarakannya dalam berbagai kesempatan. Kini, ketika ia tidak lagi menetap di Bandung, muncul pertanyaan: akankah Nick kesulitan menemukan bala-bala kesukaannya?

Nick menanggapi hal tersebut dengan optimis. Ia menyebutkan bahwa ia telah mempelajari cara membuat bala-bala sendiri di rumah, sehingga ia tidak akan kesulitan mencarinya. "Saya bisa. Saya belajar membuatnya sendiri, jadi saya bisa buat di rumah," ujarnya dengan senyum lebar.

Sebagai seorang atlet sepakbola profesional, Nick juga sangat memperhatikan pola makan yang ia konsumsi. Ia bercanda bahwa ketika membuat bala-bala, ia menggunakan olive oil yang lebih sehat. "Saya bisa masak, pakai olive oil yang sehat tentu saja," ungkapnya, mencerminkan pengaruh gaya hidup Eropa yang tertanam dalam dirinya.

Tampaknya, pernyataan tersebut sangat sederhana, tetapi mengandung makna yang dalam. Nick tidak sekadar datang untuk bermain sepakbola, melainkan juga untuk berinteraksi dengan budaya lokal, beradaptasi, dan menjadikan Bandung sebagai rumah kedua baginya.

Oleh karena itu, tidak heran jika suatu saat di Maastricht, atau di kota lain tempat ia melanjutkan karier, aroma bala-bala buatan tangannya sendiri akan tercium. Meskipun fisiknya telah meninggalkan Bandung, kota ini akan selalu menyisakan kenangan yang tidak bisa ia lupakan. Kelak, saat ia membuat bala-bala, itu adalah bukti nyata bahwa Bandung akan selalu ada di hatinya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved