Kenaikan Suhu 2025: Tantangan Perubahan Iklim yang Harus Diwaspadai
Tanggal: 3 Jan 2025 15:04 wib.
Tampang.com | Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Indonesia akan mengalami peningkatan suhu yang signifikan pada tahun 2025. Anomali suhu ini diperkirakan mencapai 0,3-0,6 derajat Celsius dari rata-rata normal.
Dalam konferensi pers daring, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, memperingatkan bahwa pada periode Mei-Juli 2025, suhu akan meningkat sekitar 0,4 derajat Celsius.
Peningkatan suhu ini sebagian besar akan dirasakan di wilayah Sumatera hingga Nusa Tenggara Timur. Dwikorita juga mengimbau masyarakat untuk siap menghadapi kenaikan suhu yang dapat berdampak pada cuaca yang lebih panas. Peningkatan suhu tersebut disebut sebagai hasil dari perubahan iklim yang terjadi secara global.
Sebelumnya, pada Oktober 2024, Indonesia telah merasakan gelombang panas yang disebabkan oleh penutupan awan dan pergerakan matahari. Hal ini memberikan petunjuk awal bahwa perubahan cuaca ekstrem telah mulai terjadi. Peningkatan suhu yang diprediksi akan terjadi pada 2025 menjadi perhatian serius bagi pemerintah Indonesia.
Untuk menghadapi kondisi cuaca yang semakin ekstrem, pemerintah telah merencanakan langkah-langkah adaptasi dan mitigasi jangka panjang. Salah satunya adalah dengan melakukan penghijauan, seperti penanaman mangrove dan pelestarian lahan gambut. Hal ini bertujuan untuk menyerap emisi gas rumah kaca yang memicu pemanasan global.
Pemerintah juga bekerja sama dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dalam menghadapi dampak kenaikan suhu yang tinggi. Program-program yang komprehensif terkait dengan pertanian, sumber daya air, energi, transportasi, dan kehutanan telah ditetapkan sebagai upaya adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.
Dwikorita menegaskan bahwa langkah-langkah ini sangat penting untuk memberikan respons yang bersesuaian dalam menghadapi kenaikan suhu yang diperkirakan akan terjadi. Dia juga menyoroti peran BMKG dalam memberikan informasi dukungan terkait upaya adaptasi dan mitigasi tersebut, serta untuk terus memantau perilaku bumi yang terus berubah.
Pentingnya mengatasi masalah ini tidak hanya sekadar menanggulangi dampak cuaca panas yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan, tetapi juga sebagai komitmen untuk melindungi bumi dari kerusakan yang semakin parah akibat perubahan iklim.
Kondisi serupa juga dihadapi oleh negara-negara lain di seluruh dunia, yang telah merasakan dampak dari perubahan iklim. Oleh karena itu, kepedulian terhadap lingkungan dan langkah-langkah konkret untuk mengurangi emisi gas rumah kaca harus menjadi agenda utama semuapihak.