Kemensos Bentuk Tim Ad Hoc untuk Kaji Gelar Pahlawan Nasional, Nama Soeharto Masuk Daftar
Tanggal: 29 Mei 2025 22:46 wib.
Jakarta, Tampang.com – Kementerian Sosial (Kemensos) telah membentuk sebuah tim ad hoc khusus yang bertugas untuk mengkaji kelayakan pemberian gelar pahlawan nasional kepada sejumlah tokoh, termasuk Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto. Tim ad hoc ini beranggotakan para ahli sejarah, tokoh agama, dan tokoh masyarakat yang akan menilai nama-nama yang diusulkan.
"Sekarang sedang dalam proses menampung semua usulan. Awal Juni ini akan ada sidang tim ad hoc yang membahas para calon pahlawan," ujar Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono di Jakarta, Rabu (28/5/2025).
"Setelah itu hasilnya akan diserahkan ke Menteri Sosial untuk ditandatangani, dan kemudian ke Dewan Gelar di Istana," sambungnya.
Pro-Kontra dan Aspirasi Publik Akan Ditampung
Agus menjelaskan, Kemensos akan menampung pro dan kontra terkait usulan pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto. Aspirasi publik akan menjadi bagian dari penilaian layak atau tidaknya seorang tokoh menerima gelar pahlawan nasional.
"Semua pertimbangan, semua aspirasi masyarakat kita dengar. Tapi proses usulan dari masyarakat melalui jalur resmi tetap harus kita terima. Nantinya tim pengkajian yang akan menilai apakah memenuhi syarat atau tidak," ujar Agus.
Sidang Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Tingkat Pusat (TP2GP) Kemensos tidak hanya akan mempertimbangkan aspek historis, tetapi juga masukan dari publik terkait rekam jejak dan kontribusi tokoh yang diusulkan.
"Jadi biarkan proses ini berjalan. Tim akan mengkaji dan meneliti sesuai dengan situasi sekarang, termasuk mempertimbangkan aspirasi dan pandangan dari masyarakat," ujar Agus.
Nama-nama Lain yang Diusulkan
Usulan Soeharto menjadi pahlawan nasional datang dari Kementerian Sosial (Kemensos) bersama Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP). Selain Soeharto, terdapat sejumlah nama lain yang juga diusulkan mendapatkan gelar pahlawan nasional, antara lain:
K.H. Abdurrahman Wahid (Jawa Timur)
Sansuri (Jawa Timur)
Idrus bin Salim Al-Jufri (Sulawesi Tengah)
Teuku Abdul Hamid Azwar (Aceh)
K.H. Abbas Abdul Jamil (Jawa Barat)
Empat nama baru yang diusulkan tahun ini selain Soeharto adalah:
Anak Agung Gede Anom Mudita (Bali)
Deman Tende (Sulawesi Barat)
Prof. Dr. Midian Sirait (Sumatera Utara)
K.H. Yusuf Hasim (Jawa Timur)
Proses pengkajian ini menjadi penting untuk memastikan objektivitas dan akuntabilitas dalam penetapan gelar pahlawan nasional, dengan mempertimbangkan berbagai sudut pandang dan jejak sejarah para tokoh.