Kemenparekraf Dukung Kompetisi Koki Muda untuk Angkat Cita Rasa Nusantara
Tanggal: 10 Agu 2025 18:39 wib.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggandeng PT Anggana Catur Prima dan Association of Culinary Professionals (ACP) Indonesia untuk menggelar kompetisi memasak antarpelajar SMA/SMK jurusan Tata Boga bertajuk Koki Muda Koepoe Koepoe. Ajang ini bertujuan mengangkat subsektor kuliner sekaligus mengasah talenta memasak generasi muda Indonesia. Wakil Menteri Ekraf, Irene Umar, menegaskan bahwa kuliner merupakan salah satu dari tiga subsektor unggulan ekonomi kreatif yang memberi dampak besar bagi perekonomian nasional.
Kompetisi Koki Muda Koepoe Koepoe menantang para peserta untuk menciptakan makanan khas Indonesia secara kreatif, inovatif, dan sarat cita rasa, menggunakan rempah-rempah khas Nusantara dari brand Koepoe Koepoe. Tahun ini, ajang tersebut diikuti oleh 45 sekolah dan 657 tim dari tiga kota besar Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta yang akan bertanding melalui tahapan Roadshow, Bigbang, hingga Grand Final.
Direktur Kuliner Kemenparekraf, Andy Ruswar, menyebut bahwa kompetisi ini tidak hanya mendidik dan mengangkat budaya bangsa, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi. Menurutnya, ada potensi besar untuk mempersiapkan talenta kuliner yang mampu membentuk identitas dan daya saing masakan Indonesia di kancah internasional. Selain itu, brand Koepoe Koepoe juga memanfaatkan ajang ini untuk melestarikan kekayaan rempah Nusantara sekaligus memperkenalkannya kepada generasi muda.
CEO PT Anggana Catur Prima, Harry Widjaja, dan Presiden ACP Indonesia, Chef Rafael Triloko Basanto, berharap kompetisi ini menjadi ruang belajar yang inspiratif dan ajang persaingan yang sehat. Mereka ingin para calon chef muda dapat memahami rempah Indonesia secara mendalam, sambil mengasah kreativitas dan keterampilan yang akan menjadi bekal berharga di dunia kuliner profesional.
Salah satu juri, Chef Ronald Tekilov, menilai Koki Muda Koepoe Koepoe sebagai langkah penting dalam proses regenerasi chef Indonesia. Ia menekankan bahwa chef masa depan perlu memiliki rasa yang kuat, karakter yang khas, dan kebanggaan terhadap identitas kuliner Indonesia. Dengan begitu, mereka bisa menjadi duta cita rasa Nusantara di mata dunia.
Dukungan penuh dari Kemenparekraf diharapkan memperkuat kolaborasi hexahelix yang melibatkan dunia usaha, institusi pendidikan, dan para pelaku ekonomi kreatif. Sinergi ini diyakini akan menciptakan ekosistem kuliner yang berkelanjutan, mendorong inovasi, dan membawa kuliner Indonesia semakin dikenal di panggung internasional.