Kemenpar Dorong Yogyakarta Jadi Destinasi Wisata Ramah Muslim Berkelas Dunia Lewat IMTI 2025
Tanggal: 12 Agu 2025 11:50 wib.
Kementerian Pariwisata mendorong Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mengembangkan layanan wisata ramah Muslim yang berstandar internasional, sekaligus mempersiapkan diri memenuhi indikator penilaian dalam program Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2025. Upaya ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas layanan bagi wisatawan Muslim, tetapi juga memperkuat citra Yogyakarta sebagai destinasi yang bersahabat bagi semua wisatawan.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto, dalam keterangan resminya di Jakarta pada Sabtu (9/8), menyampaikan bahwa pihaknya tengah melakukan survei lapangan untuk menilai kesiapan destinasi di Yogyakarta. Kegiatan tersebut, yang salah satunya berlangsung di Restaurant Sekar Kedhaton pada Jumat (8/8), merupakan bagian dari tahap awal penilaian IMTI 2025. Menurut Hariyanto, Yogyakarta menjadi salah satu dari 15 provinsi unggulan yang dinilai secara komprehensif, bersama daerah lain seperti Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Bengkulu, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Gorontalo.
Meski program ini membawa label “wisata ramah Muslim”, Hariyanto menegaskan bahwa tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas pelayanan bagi seluruh wisatawan tanpa memandang latar belakang. Konsep pariwisata ramah Muslim, katanya, bersifat inklusif memastikan kenyamanan bagi wisatawan Muslim dengan menyediakan fasilitas seperti tempat ibadah, makanan halal, dan layanan yang menjaga kebersihan, namun tetap dapat dinikmati oleh wisatawan non-Muslim.
Indonesia, menurut Hariyanto, memiliki modal besar untuk menjadi pusat pariwisata ramah Muslim dunia. Keindahan alam, kekayaan budaya, dan status sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia memberikan keunggulan kompetitif yang sulit ditandingi. Ia menilai penguatan sektor ini bukan hanya pilihan, melainkan strategi penting untuk menarik lebih banyak wisatawan mancanegara.
Penyelenggaraan IMTI 2025 menjadi bagian dari strategi nasional untuk mempertahankan dan bahkan memperkuat posisi Indonesia di puncak peringkat destinasi wisata ramah Muslim dunia. IMTI sendiri mengacu pada standar Global Muslim Travel Index (GMTI) yang diakui secara internasional, dan menggunakan kerangka kerja ACES (Access, Communication, Environment, Services) untuk menilai kesiapan daerah. Kerangka ini memungkinkan evaluasi menyeluruh, mulai dari aksesibilitas, fasilitas komunikasi, kualitas lingkungan, hingga layanan pendukung.
Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Pariwisata dan Bank Indonesia, yang melihat pariwisata ramah Muslim sebagai motor pertumbuhan sektor pariwisata secara umum. Melalui IMTI, pemerintah berharap dapat membangun ekosistem pariwisata yang kompetitif di pasar global sekaligus menghadirkan pengalaman berwisata yang berkualitas dan inklusif bagi semua pengunjung.