Kemenhub Kaji Pembangunan Kereta Gantung untuk Feeder MRT-LRT
Tanggal: 13 Jun 2025 11:25 wib.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) saat ini sedang melakukan kajian terkait pengembangan moda transportasi baru yaitu kereta gantung yang berfungsi sebagai feeder atau pengumpan untuk jaringan MRT dan LRT yang telah ada di wilayah Jabodetabek. Rencana ini muncul sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan konektivitas di kawasan yang padat penduduk ini.
Wakil Menteri Perhubungan, Suntana, menjelaskan bahwa proyek ini masih berada dalam fase evaluasi teknis seperti Detail Engineering Design (DED) dan studi kelayakan (feasibility study/FS). "Kami memang sedang merencanakan pembangunan yang mirip dengan sistem MRT, tetapi saat ini sedang dalam proses evaluasi. Kami akan menggunakan DED dan FS untuk menentukan kelayakan proyek ini. Ada kemungkinan menggunakan kereta gantung di atas, seperti MRT, atau di bawah tanah sesuai dengan ketersediaan lahan yang ada," ungkap Suntana saat ditemui di acara International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta Convention Center (JCC) pada Rabu (11/6/2025).
Suntana menambahkan bahwa teknologi kereta gantung memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan moda transportasi lainnya, terutama dalam hal efisiensi biaya dan penggunaan lahan. "Kami akan mempertimbangkan mana yang paling efisien, dengan biaya yang terjangkau, serta memperhatikan ketersediaan tanah dan dampak lingkungan yang minimal," jelasnya.
Adapun rencana pengembangan transportasi ini bertujuan untuk menghubungkan berbagai wilayah penyangga Ibu Kota, di antaranya dari Jonggol dan Bogor Timur menuju Lebak Bulus, serta BSD ke arah Cibubur. Semua rute ini nantinya akan terintegrasi dengan jaringan transportasi publik yang sudah ada, sehingga memberikan kemudahan akses bagi masyarakat.
“Dengan adanya pengembangan feeder ini, kami berharap masyarakat akan lebih tertarik untuk menggunakan moda transportasi umum. Seiring dengan berkurangnya kemacetan, diharapkan tingkat polusi udara di Jakarta juga akan membaik, karena lebih banyak orang yang beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum,” papar Suntana.
Selain pengembangan kereta gantung sebagai feeder, Suntana juga membahas proyek pembangunan kereta cepat yang menghubungkan Jakarta-Semarang dan Surabaya. Meskipun proyek ini diharapkan dapat memperlancar aksesibilitas antar kota, pelaksanaannya masih tergantung pada kepastian pendanaan dari investor. "Kami masih melakukan kajian untuk menentukan jalur yang akan digunakan, apakah jalur selatan atau utara," ujarnya.
Proyek pengembangan kereta gantung ini sejalan dengan berbagai inisiatif pemerintah lainnya, termasuk pembangunan transportasi publik yang lebih ramah lingkungan. Sebelumnya, terdapat juga proyek kereta gantung di kawasan Gunung Rinjani yang dijadwalkan dimulai pada 17 Desember 2022, serta kajian mengenai pembangunan proyek serupa di Ibu Kota Negara (IKN). Dengan inovasi ini, diharapkan kualitas infrastruktur transportasi di Indonesia semakin meningkat, memberikan dampak positif bagi mobilitas masyarakat dan kelestarian lingkungan.