Kemenduk bangga Dorong Optimalisasi Dashat untuk Perluas Program Makan Bergizi Gratis bagi Ibu dan Balita

Tanggal: 21 Agu 2025 09:05 wib.
Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) atau Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus memperkuat peran Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) sebagai garda terdepan dalam memperluas cakupan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Fokus utama program ini ditujukan bagi kelompok rentan yang terdiri atas ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD atau yang dikenal dengan istilah 3B.

Deputi Penggerakan dan Peran Serta Masyarakat Kemendukbangga, Sukaryo Teguh Santoso, menegaskan bahwa Dashat selama ini berperan besar dalam mengedukasi masyarakat terkait pemanfaatan potensi pangan lokal. Edukasi tersebut berfokus pada pemenuhan kebutuhan gizi dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yakni sejak anak dalam kandungan hingga usia dua tahun. Melalui ribuan kader di lapangan, masyarakat diajak belajar menemukan, mengolah, dan menyajikan bahan pangan bergizi berbasis kearifan lokal.

“Dashat ini kini sudah berkembang di sekitar 15.700 desa. Kehadirannya menjadi bukti nyata bahwa masyarakat mampu menginisiasi gerakan pemenuhan gizi secara mandiri dengan memanfaatkan potensi lingkungan sekitarnya,” ujar Teguh dalam sebuah gelar wicara di Jakarta.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa optimalisasi Dashat sangat strategis untuk memperluas cakupan MBG, khususnya di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau seperti daerah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T). Dengan memperkuat jaringan Dashat, program MBG bisa lebih merata menyentuh kelompok-kelompok yang paling membutuhkan. “Ini akan menjadi perpanjangan tangan yang efektif bagi pemerintah dalam memastikan intervensi gizi bisa menjangkau lebih luas,” tambahnya.

Teguh juga menekankan bahwa keberhasilan program MBG tidak dapat dipisahkan dari faktor edukasi dan perubahan perilaku keluarga. Ia menegaskan, bicara soal gizi pada dasarnya adalah bicara tentang keluarga, karena keluarga menjadi lingkungan pertama dan utama dalam membentuk pola hidup sehat. “BKKBN memang diberi mandat untuk percepatan penurunan stunting. Maka, penguatan gizi harus berjalan seiring dengan perubahan perilaku keluarga, agar hasilnya berkelanjutan dan melahirkan generasi berkualitas,” ujarnya.

Dalam konteks nasional, isu stunting telah ditempatkan sebagai salah satu agenda strategis pembangunan sumber daya manusia di masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Hal ini juga ditegaskan oleh Presiden dalam Sidang Paripurna DPR, yang mengapresiasi kinerja dan kolaborasi berbagai pihak sehingga angka stunting berhasil turun dari 21,5 persen pada 2023 menjadi 19,8 persen di tahun 2024 berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI).

Teguh menambahkan bahwa intervensi gizi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan harus benar-benar dioptimalkan, terutama melalui program MBG. Untuk mempercepat distribusi kepada kelompok 3B, Kemendukbangga bersama Badan Gizi Nasional (BGN) telah menyepakati langkah-langkah penting, termasuk pemadanan data serta pemberdayaan tenaga lapangan. Di antaranya adalah Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang akan menjadi ujung tombak dalam mendampingi keluarga sasaran.

Dengan sinergi antara pemerintah, kader lapangan, dan masyarakat, diharapkan program MBG melalui optimalisasi Dashat dapat menjadi kunci dalam menurunkan prevalensi stunting, memperkuat ketahanan keluarga, dan melahirkan generasi Indonesia yang lebih sehat, cerdas, serta siap menghadapi masa depan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved