Sumber foto: Google

Kemendikbud Tambah Kuota Beasiswa untuk Mahasiswa Daerah 3T, Fokus pada Akses Pendidikan Merata

Tanggal: 28 Mei 2025 23:09 wib.
Tampang.com | Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menambah kuota beasiswa afirmasi untuk mahasiswa dari daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Kebijakan ini bertujuan memperluas akses pendidikan tinggi secara merata ke seluruh penjuru Indonesia, terutama daerah dengan keterbatasan infrastruktur pendidikan.

Target 10.000 Mahasiswa Baru dari Wilayah 3T
Dalam tahun ajaran 2025, Kemendikbud menargetkan setidaknya 10.000 mahasiswa dari wilayah 3T bisa mendapat dukungan beasiswa penuh. Beasiswa ini mencakup biaya kuliah, biaya hidup, serta bimbingan akademik khusus agar mahasiswa dapat menyelesaikan studi dengan baik.

“Pendidikan tidak boleh hanya terpusat di kota besar. Generasi muda dari pelosok negeri juga harus punya kesempatan yang sama,” ujar perwakilan Kemendikbud dalam konferensi daring.

Fokus pada Daerah Minim Akses Kampus
Program ini menyasar daerah-daerah yang selama ini memiliki angka partisipasi pendidikan tinggi yang rendah, seperti beberapa wilayah di Papua, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan sebagian Kalimantan Utara. Seleksi dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi, prestasi akademik, dan keterlibatan sosial calon mahasiswa di daerahnya.

Selain itu, calon penerima beasiswa akan menjalani matrikulasi dan pelatihan adaptasi awal sebelum memulai kuliah.

Didampingi Mentor Khusus dan Sistem Pendampingan
Setiap penerima beasiswa akan didampingi oleh mentor akademik dan non-akademik yang bertugas membantu adaptasi di lingkungan kampus, terutama bagi mahasiswa yang pertama kali tinggal jauh dari keluarga dan lingkungan asal. Pendampingan ini mencakup dukungan psikososial serta pengembangan soft skill.

Harapan Dorong Lulusan Kembali Bangun Daerah
Pemerintah berharap para penerima beasiswa ini nantinya dapat kembali ke daerah asal dan berkontribusi langsung dalam pembangunan wilayahnya, baik sebagai tenaga pengajar, tenaga teknis, maupun penggerak ekonomi lokal. Dengan demikian, efek pemerataan tidak hanya berhenti pada akses, tetapi juga pembangunan sumber daya manusia berkelanjutan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved