Kemenag: Jemaah Haji yang Masih Dirawat di RS Saudi Tanggung Jawab Pemerintah
Tanggal: 21 Jul 2024 20:27 wib.
Pelayanan kesehatan bagi jemaah haji menjadi tanggung jawab utama bagi pemerintah, terutama bagi mereka yang masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS). Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah telah memberikan layanan kesehatan kepada 2.771 jemaah haji dengan berbagai kondisi kesehatan, baik itu rawat jalan maupun rawat inap, sejak operasional penyelenggaraan haji dimulai pada 20 Mei hingga 13 Juli 2024.
Menurut Anggota Media Center Kementerian Agama, Widi Dwinanda, sebanyak 1.308 jemaah di antaranya telah dirujuk ke RSAS untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Meskipun KKHI telah menutup layanan operasionalnya, KKHI masih menyiagakan ruang IGD sebagai tempat transit bagi pasien setelah menjalani perawatan di RSAS hingga 23 Juli 2024.
Selain itu, tim advance juga telah disiapkan oleh KKHI Makkah untuk menjalankan program visitasi bagi jemaah haji yang masih dirawat di RSAS hingga tanggal yang sama. Pemantauan dan visitasi bagi mereka yang masih dirawat di RSAS akan terus dilakukan sampai semua petugas kesehatan kembali ke Tanah Air. Jika masih ada jemaah yang dirawat di RSAS hingga semua petugas kesehatan kembali ke Indonesia, hal ini akan dilaporkan kepada Kantor Urusan Haji (KUH) di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, dan selanjutnya diserahkan kepada KJRI untuk melakukan pemantauan terhadap jemaah di RSAS.
Widi menegaskan, "Semua jemaah haji yang masih dirawat di RSAS tetap menjadi tanggung jawab Pemerintah Indonesia hingga jemaah dapat kembali ke Indonesia." KKHI Makkah juga telah melakukan Tanazul dan Evakuasi sebanyak 164 jemaah, dengan rincian 12 jemaah dievakuasi ke Bandara Jeddah, 4 jemaah ke Bandara Madinah, dan 77 jemaah dievakuasi ke KKHI Madinah. Selain itu, terdapat tiga jemaah di Tanazul akhir dan 68 jemaah di Tanazul awal.
Dalam mengkoordinasikan pelayanan kesehatan bagi jemaah haji, KKHI Makkah bekerja sama dengan Tim Emergency Medical Sector (TEMS) yang telah memberikan pelayanan kesehatan di 11 sektor, serta dengan Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) yang memberikan pelayanan kesehatan di kelompok terbang (kloter).
Perlu diketahui bahwa pelayanan kesehatan di sektor telah melakukan deteksi dini kepada 30.751 jemaah, emergency response terhadap 1.013 jemaah, dan melakukan rujukan ke KKHI Makkah sebanyak 178 pasien. Sementara itu, pelayanan kesehatan di kloter dilakukan oleh 1.643 Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI), yang terdiri dari 550 dokter dan 1.093 perawat. Mereka tergabung dalam 550 kloter.
Secara keseluruhan, tenaga kesehatan di kloter telah memberikan pelayanan kesehatan rawat jalan kepada 132.946 jemaah, serta telah merujuk sebanyak 35 jemaah kepada klinik sektor, 461 jemaah ke KKHI Makkah, dan 398 jemaah ke RSAS.
Selain itu, operasional pemulangan jemaah haji ke tanah air juga sedang berlangsung. Hingga 19 Juli 2024 pukul 21.00 Waktu Arab Saudi atau 20 Juli 2024 pukul 01.00 WIB, jemaah haji dan petugas yang telah diterbangkan ke tanah air berjumlah 202.245 orang, tergabung dalam 516 kelompok terbang (kloter).
Pada Sabtu (20/7), terdapat 14 kelompok terbang dengan jumlah jemaah haji sebanyak 5.509 orang. Mereka telah dan akan diterbangkan ke Tanah Air dengan rincian sesuai dengan debarkasi masing-masing. Misalnya, debarkasi Batam (BTH) mengirim 450 jemaah dalam 1 kloter, debarkasi Aceh (BTJ) mengirim 393 jemaah dalam 1 kloter, debarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG) mengirim 783 jemaah dalam 2 kloter, dan seterusnya.