Sumber foto: google

Kemarau di Sebagian Wilayah RI 'Tertunda' Dipicu Kedatangan Rossby

Tanggal: 26 Jul 2024 20:56 wib.
Musim kemarau di sebagian wilayah Indonesia 'tertunda' karena masih berpotensi diguyur hujan dalam sepekan ke depan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dalam laporan Prospek Cuaca Mingguan Periode 26 Juli - 1 Agustus 2024, mengatakan bahwa wilayah Indonesia bagian selatan berada dalam periode puncak musim kemarau.

Namun, dalam sepekan ke depan, BMKG memperkirakan akan terdapat peningkatan potensi hujan di wilayah Indonesia Tengah hingga Timur. Wilayah yang berpotensi mengalami hujan antara lain Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Hal ini dipengaruhi oleh kedatangan Gelombang Ekuator Rossby yang diprakirakan aktif di wilayah tersebut.

Gelombang Ekuator Rossby merupakan gelombang atmosfer yang bergerak ke arah barat di sepanjang wilayah ekuator (20LU - 20LS) dengan periode kurang dari 72 hari. Gelombang Rossby umumnya bisa bertahan 7-10 hari di wilayah Indonesia. Meskipun demikian, Gelombang Ekuator Rossby dapat memberikan dampak yang signifikan pada wilayah Indonesia, seperti peningkatan intensitas hujan.

Menurut BMKG, faktor lain yang turut berkontribusi dalam proses pengangkatan massa udara dari permukaan bumi ke atmosfer adalah pemanasan skala lokal. Analisis BMKG menunjukkan bahwa dalam sepekan terakhir, curah hujan di wilayah Indonesia bagian selatan masih cukup minim. Namun, pada tanggal 22 Juli, terjadi hujan dengan intensitas lebat di beberapa wilayah, seperti di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan.

Faktor-faktor penyebab potensi hujan saat musim kemarau di beberapa wilayah Indonesia antara lain adalah nilai Indian Ocean Dipole (IOD), Souther Oscillation Index (SOI), dan Nino 3.4 yang tidak signifikan terhadap peningkatan curah hujan. Selain itu, Madden Julian Oscillation (MJO) yang berada pada fase netral juga tidak berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

Selain itu, aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial yang diprakirakan aktif di beberapa wilayah Indonesia memberikan dukungan terhadap potensi pertumbuhan awan hujan. Di samping itu, adanya sirkulasi siklonik di Samudera Pasifik utara Papua turut memberikan kontribusi dalam meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.

Data dari BMKG juga menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kecepatan angin di beberapa wilayah di sekitar perairan Indonesia, yang juga mampu meningkatkan tinggi gelombang di wilayah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi fenomena cuaca dapat menimbulkan potensi cuaca signifikan dalam periode yang ditentukan.

Daftar daerah potensi hujan sedang-lebat yang disertai kilat dan angin kencang selama sepekan ke depan antara lain di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Papua. Sedangkan daerah potensi terkena angin kencang selama sepekan ke depan termasuk di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Dengan adanya kedatangan Rossby dan faktor-faktor lain yang berdampak pada fenomena cuaca di Indonesia, penting bagi masyarakat dan pihak terkait untuk tetap waspada terhadap kondisi cuaca yang mungkin berubah. Kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi hujan dan angin kencang perlu ditingkatkan, terutama di wilayah-wilayah yang telah disebutkan. Selain itu, monitoring cuaca secara terus-menerus juga sangat penting untuk meminimalkan dampak buruk yang mungkin ditimbulkan dari perubahan cuaca tersebut.

Tambahkan sumber daya potensi hujan, kecepatan angin dan gelombang dari data BMKG, lihat apakah ada data lanjutan yang mendukung dampak Rossby terhadap intensitas hujan. Jelaskan lebih lanjut tentang pengaruh pemanasan skala lokal terhadap proses pengangkatan massa udara dari permukaan bumi ke atmosfer.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved