Sumber foto: © KOMPAS.com/FIRDA JANATI

Keluarga Tolak Otopsi Brigadir RAT yang Meninggal di Mampang, Jakarta Selatan

Tanggal: 6 Mei 2024 21:27 wib.
Keluarga dari Brigadir RAT, anggota Satlantas Polresta Manado yang diketahui meninggal dunia akibat dugaan bunuh diri di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, menolak untuk melakukan otopsi terhadap jenazahnya. Sebagai tindak lanjut atas hal tersebut, Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Henrikus Yossi, telah menegaskan bahwa pihak keluarga telah menerima jenazah RAT dari RS Polri Kramat Jati agar dapat disemayamkan di Manado, Sulawesi Utara.

Dalam keterangan yang disampaikan oleh Yossi di RS Polri Kramat Jati pada Sabtu (28/4/2024) malam, beliau menjelaskan bahwa keluarga dengan tegas menolak dilakukannya otopsi terhadap jenazah RAT. Sejalan dengan keputusan tersebut, dokter forensik hanya melakukan pemeriksaan luar terhadap jenazah RAT. Yossi menambahkan bahwa keluarga telah menerima hasil visum pemeriksaan luar yang menyatakan adanya luka pada bagian kepala korban.

Mengenai penjelasan terkait luka pada kepala korban, Yossi juga menegaskan bahwa keluarga telah menerima penjelasan dari dokter forensik yang menyatakan adanya luka di bagian kepala pelipis kiri pada jenazah RAT. Lebih lanjut, pihak keluarga di Manado pun memberikan persetujuan atas penolakan otopsi tersebut, bahkan istri dan keluarga yang berada di Manado turut menegaskan hal tersebut kepada keluarga di Jakarta.

Brigadir RAT, anggota Satlantas Polresta Manado, diketahui telah mengakhiri hidupnya dengan menembakkan pistol ke arah kepalanya di Mampang, Jakarta Selatan pada Kamis (25/4/2024) sore. Peluru yang ditembakkan menembus pelipis kepala bagian kanan dan menuju pelipis kiri, serta melubangi bagian atas mobil Toyota Alphard. Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes (Pol) Ade Rahmat Idnal menyebutkan bahwa RAT diduga bunuh diri akibat adanya masalah pribadi, namun pihak kepolisian masih terus menyelidiki kasus tersebut.

Seorang saksi, Indra, yang merupakan pemilik rumah tempat RAT bunuh diri, menjelaskan bahwa korban telah tinggal di rumahnya selama seminggu. Sebelum kejadian tragis tersebut, RAT sudah pernah singgah ke rumah Indra, meskipun tidak terlalu sering. Saat kejadian, Indra tidak sedang berada di rumah, hanya istri dan anaknya yang ada di lokasi.

Kasus kematian Brigadir RAT ini tentu menimbulkan banyak tanda tanya dan mendapat perhatian luas, terutama dari masyarakat Jakarta Selatan dan Manado. Penolakan otopsi yang dilakukan oleh keluarga juga turut menambah misteri dalam kasus ini. Bagaimanapun, kematian RAT adalah tragedi yang menyedihkan, dan tentunya pihak kepolisian akan terus melakukan investigasi untuk mengungkap kebenaran dari kasus ini.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved