Sumber foto: Canva

Kelemahan Program Makan Bergizi Gratis di Indonesia: Tantangan dalam Implementasi

Tanggal: 14 Agu 2025 11:34 wib.
Wacana program makan bergizi gratis di Indonesia disambut dengan harapan besar sebagai solusi untuk mengatasi masalah gizi, terutama pada anak-anak. Namun, di balik niat baiknya, program sebesar ini juga menyimpan banyak tantangan dan kelemahan yang perlu diwaspadai agar implementasinya bisa berjalan efektif. Mengabaikan potensi masalah ini justru bisa menimbulkan dampak negatif yang tak kalah serius, mulai dari isu logistik hingga risiko kualitas gizi yang tidak merata.

Tantangan Skala dan Logistik yang Sangat Besar

Kelemahan paling mendasar dari program makan bergizi gratis adalah skala dan tantangan logistiknya yang sangat masif. Indonesia adalah negara kepulauan yang luas dengan lebih dari 270 juta penduduk. Menyediakan makanan bergizi setiap hari untuk jutaan anak di seluruh pelosok negeri bukanlah perkara mudah. Ini membutuhkan rantai pasok yang solid, mulai dari pengadaan bahan baku, distribusi, hingga proses memasak.

Masalahnya, setiap daerah memiliki kondisi geografis dan infrastruktur yang berbeda-beda. Distribusi ke daerah terpencil, misalnya, bisa sangat sulit dan mahal. Belum lagi, memastikan bahan makanan tetap segar dan higienis selama perjalanan adalah tantangan besar. Jika aspek logistik ini tidak dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin makanan yang sampai ke anak-anak justru sudah tidak layak konsumsi atau kualitas gizinya menurun drastis.

Risiko Kualitas dan Standar Gizi yang Tidak Merata

Program ini bertujuan menyediakan "makan bergizi," namun bagaimana standar gizi itu akan diterapkan secara seragam? Ini adalah pertanyaan krusial. Kelemahan lainnya adalah potensi ketidakmerataan kualitas dan standar gizi. Makanan bergizi yang ideal di perkotaan belum tentu sama dengan yang bisa disiapkan di pedesaan. Jika menu distandardisasi secara nasional, mungkin akan mengabaikan kearifan lokal dan ketersediaan bahan pangan di daerah tertentu.

Jika proses pengadaan dan persiapan makanan diserahkan kepada pihak ketiga, ada risiko penyimpangan. Pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab bisa saja mengurangi kualitas bahan baku demi mencari keuntungan, atau menggunakan bahan-bahan yang tidak segar. Tanpa sistem pengawasan yang ketat dan transparan, program ini bisa gagal mencapai tujuannya untuk memperbaiki gizi dan justru malah menimbulkan masalah kesehatan baru.

Dampak Negatif Terhadap Ekonomi Lokal dan Warung Kecil

Program makan bergizi gratis juga berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap ekonomi lokal. Di banyak daerah, warung-warung kecil dan pedagang makanan di sekitar sekolah mengandalkan penjualan makanan untuk menghidupi keluarga. Ketika anak-anak mendapatkan makanan gratis dari program pemerintah, penjualan mereka bisa menurun drastis. Hal ini bisa mematikan usaha kecil dan mengganggu rantai ekonomi di tingkat akar rumput.

Selain itu, jika pengadaan bahan baku terpusat pada korporasi besar, petani dan peternak kecil di daerah bisa kehilangan pasar. Padahal, seharusnya program ini bisa memberdayakan petani lokal dengan membeli hasil panen mereka secara langsung. Tanpa kebijakan yang cermat, niat baik untuk meningkatkan gizi bisa berbalik menjadi pukulan telak bagi perekonomian masyarakat kecil.

Masalah Keberlanjutan Anggaran dan Potensi Korupsi

Kelemahan lain yang tak bisa diabaikan adalah masalah keberlanjutan anggaran dan potensi korupsi. Biaya untuk menjalankan program makan bergizi gratis di seluruh Indonesia sangatlah besar, mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah per tahun. Pertanyaannya, apakah anggaran sebesar ini bisa dipertahankan dalam jangka panjang, terutama jika ada perubahan kondisi ekonomi?

Selain itu, program dengan anggaran yang besar dan rantai distribusi yang panjang sangat rentan terhadap praktik korupsi. Pengadaan fiktif, mark-up harga, atau suap dalam pemilihan vendor bisa menggerogoti dana publik yang seharusnya digunakan untuk anak-anak. Tanpa mekanisme pengawasan yang kuat, akuntabilitas program ini akan sulit terjamin dan manfaatnya tidak akan sampai ke sasaran.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved