Kecelakaan Transportasi Umum Masih Sering Terjadi, Apa yang Salah dengan Keamanan Kita?
Tanggal: 8 Mei 2025 12:14 wib.
Tampang.com | Kecelakaan transportasi umum masih menjadi berita rutin di Indonesia. Mulai dari tabrakan kereta, bus terguling, hingga kapal tenggelam. Meski banyak program keselamatan diluncurkan, nyatanya angka kecelakaan belum turun signifikan. Pertanyaannya: apakah kita punya sistem transportasi publik yang benar-benar aman?
Data Kecelakaan Masih Tinggi
Menurut laporan terbaru Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), sepanjang 2024 terjadi lebih dari 3.500 kecelakaan yang melibatkan moda transportasi umum, naik 8% dibanding tahun sebelumnya. Mayoritas kasus terjadi pada angkutan darat, terutama bus antarkota dan angkot di daerah.
“Sebagian besar disebabkan oleh kelalaian pengemudi, kondisi kendaraan tak layak jalan, serta minimnya pengawasan,” kata Ir. Budi Santosa, anggota KNKT.
Audit Keamanan Kerap Absen
Salah satu masalah utama adalah lemahnya pengawasan dan audit keselamatan berkala. Banyak operator transportasi umum yang lalai melakukan pemeriksaan teknis rutin, terutama di wilayah luar Pulau Jawa.
Kecelakaan bus pariwisata di Subang awal tahun ini, misalnya, disebabkan oleh rem blong pada kendaraan yang ternyata tak lolos uji KIR. “Kami sering temukan bus beroperasi tanpa izin trayek atau KIR kedaluwarsa,” ujar AKBP Dedi Prasetyo dari Ditlantas Polri.
Sumber Daya Manusia Minim Pelatihan
Selain kondisi kendaraan, faktor manusia juga memegang peranan besar. Banyak sopir bus umum atau angkutan kota tidak mendapatkan pelatihan berkala tentang keselamatan berkendara, manajemen kelelahan, atau manajemen krisis.
“Banyak yang belum paham soal defensive driving. Apalagi kalau bekerja dalam tekanan setoran harian,” kata Darto, mantan sopir bus AKAP.
Standar Keamanan Masih Terfragmentasi
Pakar transportasi dari UI, Dr. Andri Rakhman, menilai bahwa regulasi keselamatan transportasi masih terpisah-pisah antara moda darat, laut, dan udara. “Padahal, kita butuh standar yang holistik dan terpadu, agar bisa memastikan keselamatan penumpang secara menyeluruh,” ujarnya.
Masyarakat Juga Minim Edukasi
Tak bisa dipungkiri, rendahnya kesadaran penumpang terhadap keselamatan juga memperparah situasi. Masih banyak yang naik kendaraan tak resmi, duduk di atap kereta, atau tidak memakai sabuk pengaman.
Pemerintah dinilai perlu melibatkan masyarakat lewat kampanye keselamatan transportasi secara masif, bukan hanya saat musim mudik.
Refleksi: Keamanan Transportasi Bukan Pilihan, Tapi Kewajiban
Transportasi umum seharusnya menjadi pilihan aman, bukan sumber risiko. Perlu evaluasi menyeluruh terhadap standar keamanan, dari sisi infrastruktur, operator, pengemudi, hingga edukasi publik agar setiap perjalanan tidak lagi dihantui oleh kemungkinan kecelakaan.