Sumber foto: Google

Kebakaran Hutan Kembali Meluas, Upaya Pencegahan Dinilai Gagal Total!

Tanggal: 17 Mei 2025 14:16 wib.
Tampang.com | Asap kembali membumbung di langit Kalimantan dan Sumatera. Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang berulang tiap musim kemarau seakan jadi bencana tahunan yang tak kunjung ditangani serius. Dampaknya bukan hanya merusak lingkungan, tetapi juga mengancam kesehatan jutaan warga.

Ratusan Hektare Lahan Terbakar, Asap Sampai ke Negara Tetangga
Data BNPB menunjukkan lebih dari 13.000 hektare lahan terbakar sepanjang tiga bulan terakhir. Bahkan beberapa titik api terpantau mendekati wilayah perbatasan, memicu potensi keluhan diplomatik dari negara tetangga akibat asap lintas batas.

“Jika pola ini terus berulang tanpa solusi sistemik, maka Indonesia akan terus dicap sebagai penyumbang asap regional,” ujar Ardi Mulyanto, pakar lingkungan dari Universitas Andalas.

Mitigasi Gagal, Pencegahan Lemah
Upaya pencegahan dinilai masih lemah. Banyak perusahaan perkebunan dan tambang dinilai abai terhadap kewajiban menjaga kawasan konsesinya. Di sisi lain, keterbatasan alat deteksi dini dan minimnya patroli di wilayah rawan membuat api cepat meluas.

“Penegakan hukum juga lemah, bahkan korporasi yang diduga membakar lahan jarang dijerat secara tuntas,” tambah Ardi.

Warga Terdampak, ISPA Meningkat Drastis
Kualitas udara di banyak wilayah turun drastis akibat kebakaran. Rumah sakit mencatat peningkatan signifikan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), terutama pada anak-anak dan lansia.

“Anak saya batuk dan sesak napas sudah seminggu, tapi tidak bisa keluar rumah karena kabut asap pekat,” keluh Rina, warga Palangkaraya.

Solusi: Perkuat Penindakan dan Edukasi Pencegahan
Pengamat lingkungan menegaskan perlunya langkah tegas terhadap pembakar lahan, baik perorangan maupun korporasi. Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang bahaya membuka lahan dengan cara membakar harus digencarkan, terutama di daerah pedalaman.

Bencana Ekologis Tak Boleh Dianggap Biasa
Selama kebakaran hutan dianggap hal musiman yang bisa "dimaklumi", maka dampak ekologis dan sosialnya akan terus memburuk. Pemerintah harus menunjukkan komitmen nyata, bukan hanya simbolik.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved