Sumber foto: website

Kebakaran 8.000 Ton Batubara di Muarojambi Sulit Dipadamkan

Tanggal: 8 Agu 2024 22:29 wib.
Kondisi terik matahari pada musim kemarau saat ini semakin memperparah upaya tim gabungan TNI-Polri, BPBD, dan Manggala Agni dalam memadamkan api yang membakar hingga 8.000 ton batubara milik PT Bumi Borneo Inti (BBI) di Desa Sungaigelam, Kabupaten Muarojambi, Jambi. Meskipun sudah menggunakan alat berat untuk mengurai batubara serta pompa air dari mobil BPBD, namun bongkahan panas dari batubara belum mampu dipadamkan.

Ferdinand, perwakilan pihak perusahaan mengakui kesulitan dalam memadamkan api dari tumpukan stockpile batubara. Menurut Ferdinand, "Lahan (stockpile batubara) ini terbakar sejak musim kemarau ini. Awalnya (api) kecil sejak beberapa waktu lalu. Untuk seluruhnya ada sekitar 7.000 sampai 8.000 ton."

Petugas gabungan TNI-Polri, BPBD, dan Manggala Agni, dibantu masyarakat, telah berupaya keras memadamkan api. Namun, upaya tersebut masih belum membuahkan hasil maksimal. "Ya intinya memang sulit dipadamkan. Jadi kalau panas itu kita siram, sebentar memang padam tapi beberapa hari kemudian timbul lagi," ungkap Ferdinand.

Ferdinand juga mengucapkan terima kasih kepada Pj Bupati, tim BPBD, TNI-Polri, dan Manggala Agni yang telah memberikan bantuan dalam proses pemadaman kebakaran. "Sekali lagi kami berharap ini bisa cepat selesai padamnya sehingga tidak menggangu aktivitas warga," tambahnya.

Kapolsek Sungaigelam, Iptu Usaha Sitepu, menyatakan bahwa hingga kini api masih belum bisa dijinakkan oleh petugas. "Kami tim gabungan TNI-Polri bersama BPBD Muarojambi dan masyarakat sudah berupaya memadamkan api, bahkan dengan menggunakan alat berat," paparnya.

Sitepu menambahkan bahwa pemadaman api di stockpile milik PT BBI sudah berlangsung sejak pekan lalu, tapi masih belum berhasil."Hingga saat ini, petugas masih berusaha memadamkan api dan mengevakuasi untuk mengurangi tumpukan batubara agar mudah dipadamkan," ungkap Kapolsek.

Kapolsek Sitepu berharap, petugas gabungan bisa mengurangi titik hotspot serta asap dari tumpukan stockpile batubara sehingga tidak menggangu masyarakat setempat.

Akibat kejadian tersebut, segala bentuk aktivitas batubara di lokasi tersebut terpaksa dihentikan. Kondisi ini tentu berdampak pada ketersediaan pasokan batubara di daerah tersebut dan berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan.

Kejadian kebakaran batubara seperti ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi pemerintah, perusahaan tambang, dan masyarakat sekitar. Selain berdampak pada lingkungan, kebakaran batubara juga dapat berpotensi menimbulkan polusi udara yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat.

Selain itu, kebakaran batubara juga dapat mengakibatkan kerugian ekonomi yang besar bagi perusahaan dan wilayah sekitar. Upaya pencegahan dan mitigasi kebakaran batubara perlu ditingkatkan melalui pengawasan yang ketat, pengelolaan yang baik, dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai bahaya kebakaran batubara serta teknik-teknik pemadaman yang efektif.

Pemerintah, perusahaan tambang, dan masyarakat sekitar perlu bekerja sama dalam menjaga keamanan dan kesehatan lingkungan sekaligus menjaga keberlangsungan usaha tambang batubara. Selain itu, perlu juga melakukan edukasi kepada masyarakat terkait bahaya kebakaran batubara serta upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved