Karya Henk Ngantung, Saksi Bisu Sejarah dan Diplomasi Bangsa
Tanggal: 18 Agu 2025 07:54 wib.
Nama Henk Ngantung kembali mengemuka lewat pameran temporer bertajuk “Tokoh Henk Ngantung, Seni dan Diplomasi di Rumah Bersejarah” yang dibuka di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta. Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan peran Henk bukan hanya sebagai seniman, melainkan juga saksi bisu perjalanan bangsa melalui karya-karyanya.
“Sketsa-sketsa Henk Ngantung merekam langsung peristiwa besar dan ekspresi tokoh bangsa seperti Soekarno, Hatta, hingga Sjahrir. Ia hadir dalam banyak momen penting yang kemudian kita kenal sebagai sejarah,” kata Fadli saat pembukaan pameran, Sabtu.
Puluhan karya ditampilkan dalam pameran ini, termasuk lukisan ikonik “Pemanah (The Archer)” yang menjadi latar saat pembacaan Proklamasi 17 Agustus 1945. Selain itu, jejak Henk juga terlihat dalam sketsa perundingan-perundingan besar, mulai dari Linggarjati, Renville, hingga Kaliurang, yang memperlihatkan perannya sebagai pengamat sekaligus pencatat diplomasi bangsa.
Henk dikenal sebagai perupa yang piawai menangkap suasana secara langsung di lokasi. Dengan goresan cepat, ia mampu membekukan ekspresi wajah Bung Karno, Hatta, hingga tokoh lain yang terlibat dalam perjuangan. Lebih dari itu, ia juga meninggalkan jejak pada wajah Jakarta melalui desain monumen penting seperti Monumen Selamat Datang atas instruksi Presiden Soekarno.
“Pahlawan bangsa tidak hanya mereka yang mengangkat senjata, tetapi juga seniman dan budayawan yang memberi makna pada perjuangan melalui karya mereka,” ujar Fadli. Pameran ini pun menjadi upaya untuk mengembalikan Henk Ngantung ke ruang ingatan publik sebagai seniman sekaligus gubernur yang berjasa.
Melalui pameran ini, Kementerian Kebudayaan ingin menegaskan bahwa karya seni bisa menjadi dokumentasi sejarah yang tak ternilai. Lebih dari sekadar lukisan, karya Henk adalah saksi bisu merekam perjuangan, diplomasi, dan semangat bangsa yang terus hidup hingga kini.