Karhutla di Palangkaraya, Petugas Berjibaku Padamkan Api hingga Malam
Tanggal: 9 Sep 2024 05:38 wib.
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih saja terjadi di wilayah Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Pada Minggu (8/9/2024) sore, kobaran api melalap lahan dan hutan seluas lebih dari tiga hektare di Kecamatan Rakumpit dan Kecamatan Jekan Raya Palangkaraya.
Danru Damkar Dinas Kehutanan Kalteng Bagus mengatakan, cuaca panas dan angin yang berhembus kencang membuat kobaran api yang membakar batang pohon serta semak belukar cepat menjalar hingga ke daerah perkebunan kelapa sawit.
“Upaya pemadaman yang dilakukan tim Damkar Dinas Kehutanan sempat terkendala minimnya sumber air sehingga petugas terpaksa memanfaatkan air parit terdekat yang tersedia di lokasi,” ucap Bagus, Minggu.
Hingga malam kobaran api baru dapat dipadamkan oleh petugas. Warga pun diimbau untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar lahan, terlebih saat musim kemarau.
Data dari Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah, sepanjang hari Minggu terdapat lima lokasi kebakaran di lokasi berbeda. Tiga lokasi di daerah kabupaten dan dua di Palangkaraya.
Menurut data dari Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah, terdapat lima lokasi kebakaran hutan dan lahan sepanjang hari Minggu, dimana tiga di antaranya terjadi di daerah kabupaten dan dua lainnya di Palangkaraya. Hal ini menjadi peringatan bagi semua pihak terkait untuk lebih gencar dalam melakukan pemantauan dan penanganan karhutla, agar dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat dapat diminimalkan.
Penguatan hukum dan penegakan aturan terkait dengan karhutla juga sangat penting. Perlindungan terhadap hutan dan lahan harus diawasi secara ketat, dan pelaku pembakaran hutan harus mendapatkan sanksi yang tegas sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Pemerintah juga harus meningkatkan patroli hutan dan memperkuat mekanisme pengawasan agar kebakaran hutan dapat dicegah dengan lebih efektif.
Masyarakat juga perlu didorong untuk menerapkan praktik-praktik pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan, yang tidak mengandalkan pembakaran lahan dalam proses pertanian. Penggunaan metode-metode pertanian modern yang memanfaatkan teknologi dan pengetahuan mengenai konservasi tanah dapat mengurangi risiko karhutla, sambil tetap meningkatkan produktivitas pertanian.