Kapolri Sebut Jumlah KKB Bertambah, Minta Brimob Jaga Stabilitas Keamanan di Papua
Tanggal: 15 Nov 2024 12:29 wib.
Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dalam sebuah pernyataan mengungkapkan bahwa jumlah kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua mengalami peningkatan. Hal ini terutama terjadi setelah pengumuman pembentukan daerah otonomi baru (DOB) di wilayah tersebut.
Menurut Kapolri Sigit, peningkatan aktivitas KKB ini merupakan tantangan besar dalam menjaga stabilitas dan ketertiban masyarakat Papua. Dalam suatu acara syukuran HUT ke-79 Korps Brimob Polri di Mako Brimob, Depok pada hari Kamis tanggal 14 November 2024, Kapolri Sigit mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kondisi keamanan di Papua.
Berdasarkan keterangan dari Kapolri, jumlah anggota KKB sebelumnya hanya sekitar 300 orang namun setelah pengumuman DOB serta adanya perubahan kebijakan dana Otonomi Khusus (Otsus), kelompok separatis tersebut melonjak hingga mencapai 1.400 orang. Tidak hanya itu, jaringan KKB juga semakin meluas. Kapolri Sigit menyatakan bahwa hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan pemerintah pusat yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua belum sepenuhnya diterima atau tersosialisasikan dengan baik kepada mereka.
Menyikapi peningkatan jumlah KKB tersebut, Kapolri Sigit menekankan pentingnya peran Brimob Polri dalam menghadapi situasi ini. Salah satu upaya yang diharapkan dari Brimob adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat Papua mengenai komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam meningkatkan kesejahteraan di wilayah tersebut.
"Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa NKRI ini sungguh-sungguh dalam upaya meningkatkan kesejahteraan saudara-saudara kita di Papua. Hal ini menjadi sebuah tantangan tersendiri," ujar Kapolri Sigit.
Untuk mengantisipasi situasi tersebut, Kapolri Sigit menekankan pentingnya peran Brimob dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat di Papua. Dalam hal ini, kesiapan anggota Brimob dihadapkan pada skenario kemungkinan yang dapat muncul.
Seiring dengan peningkatan jumlah KKB, Brimob diharapkan dapat membuat langkah-langkah strategis untuk dapat bertindak cepat dalam menanggapi setiap perkembangan situasi yang terjadi. Selain itu, peningkatan jumlah anggota KKB juga menunjukkan bahwa upaya pencegahan dari pemerintah perlu ditingkatkan guna memutus rantai peredaran dan rekrutmen anggota KKB.
Di samping melakukan penjagaan keamanan secara intensif, Brimob juga diharapkan dapat menjalankan peran sebagai agen katalisator dalam persiapan pembangunan serta sosialisasi kebijakan pemerintah pusat di wilayah Papua. Upaya ini diharapkan dapat membantu menciptakan keadaan yang aman dan kondusif bagi masyarakat Papua.
Dalam hal ini, kerjasama antara aparat keamanan dengan pemerintah daerah dan tokoh masyarakat setempat menjadi kuncinya. Dengan adanya kolaborasi yang baik, diharapkan upaya peningkatan stabilitas keamanan di Papua dapat tercapai.