Jutaan Warga Terancam! Ini Penyebab Kualitas Udara di Jakarta Kembali Memburuk
Tanggal: 8 Apr 2025 19:10 wib.
Tampang.com | Kualitas udara di Jakarta kembali memburuk dan makin memprihatinkan. Dalam beberapa hari terakhir, indeks kualitas udara (AQI) di Ibu Kota kembali menembus angka 160–190, yang berarti masuk kategori “tidak sehat”. Bahkan, beberapa wilayah mencatat angka di atas 200 pada pagi hari, menjadikan Jakarta sebagai salah satu kota dengan udara terburuk di dunia.
Akibatnya, jutaan warga yang tinggal dan bekerja di Jakarta terancam mengalami berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan pernapasan ringan hingga yang lebih serius seperti ISPA, asma kambuh, bahkan penurunan fungsi paru-paru jangka panjang.
Apa Penyebabnya? Ini 3 Biang Kerok Utamanya
Menurut data dari IQAir dan BMKG, ada beberapa penyebab utama memburuknya kualitas udara di Jakarta saat ini:
Emisi Kendaraan Bermotor
Dengan lebih dari 22 juta kendaraan aktif, Jakarta setiap harinya diselimuti oleh asap knalpot. Kendaraan pribadi menyumbang lebih dari 60% polutan udara.
Cuaca Kering dan Minim Angin
Musim pancaroba yang cenderung kering dan minim angin menyebabkan polutan terperangkap di atmosfer dan sulit terurai, menciptakan efek “selimut asap”.
Polusi Industri dari Jabodetabek
Pabrik-pabrik di kawasan sekitar seperti Bekasi, Tangerang, dan Cikarang ikut menyumbang polusi yang tertiup ke arah Jakarta.
“Kondisi udara Jakarta saat ini sangat tidak sehat, terutama untuk anak-anak, lansia, dan orang dengan penyakit pernapasan,” kata Prof. Ir. Arief Anshory, pakar lingkungan UI.
Siapa yang Paling Rentan?
Kelompok yang paling berisiko terdampak adalah:
Anak-anak (karena sistem pernapasan mereka belum sepenuhnya berkembang)
Lansia
Pekerja lapangan seperti ojek online, pedagang kaki lima, dan petugas kebersihan
Orang dengan penyakit paru-paru dan jantung
Gejala dan Risiko Kesehatan
Beberapa efek jangka pendek yang dilaporkan warga:
Mata perih dan berair
Tenggorokan kering atau gatal
Sesak napas ringan
Batuk kering
Dalam jangka panjang, paparan rutin terhadap udara kotor bisa menurunkan fungsi paru-paru hingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Apa Solusinya? Bisakah Kita Berbuat Sesuatu?
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah mengumumkan langkah-langkah penanganan darurat, termasuk:
Menambah pengawasan emisi kendaraan
Mendorong WFH untuk beberapa sektor
Melanjutkan uji coba rekayasa cuaca (TMC) untuk menurunkan polusi
Namun, untuk jangka panjang, solusi yang dibutuhkan meliputi:
Percepatan elektrifikasi transportasi publik
Pengurangan kendaraan pribadi melalui kebijakan yang adil
Perluasan ruang hijau di kawasan padat
Tips Perlindungan untuk Warga
Gunakan masker N95 saat beraktivitas di luar rumah
Hindari olahraga di luar ruangan saat pagi hari
Gunakan air purifier di dalam rumah atau kantor
Perbanyak minum air putih dan konsumsi makanan tinggi antioksidan
Jakarta tengah menghadapi darurat udara kotor yang tak bisa dianggap remeh. Jika tidak ada perubahan signifikan dalam mobilitas, industri, dan gaya hidup, maka jutaan warga bisa terkena dampaknya. Ini bukan sekadar masalah cuaca—ini krisis kesehatan publik.