Sumber foto: Kompas.com

Jurnalis Mahasiswa Jadi Korban Pemukulan Saat Liput Aksi May Day di Semarang

Tanggal: 2 Mei 2025 08:10 wib.
Tampang.com | Seorang jurnalis mahasiswa menjadi korban kekerasan saat meliput aksi demonstrasi Hari Buruh Internasional (May Day) di Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (1/5/2025). Korban berinisial DS, yang merupakan pimpinan redaksi salah satu media pers mahasiswa di Semarang, mengalami luka serius di wajah usai diduga dipukul oleh aparat berpakaian sipil.

Kamera Ponsel Jadi Pemicu Kekerasan

Insiden bermula ketika DS bersama timnya tengah meliput demonstrasi buruh di kawasan Jalan Pahlawan, tak jauh dari Kantor Gubernur Jawa Tengah. Saat melihat seorang mahasiswa dipukuli, DS berinisiatif mengabadikan momen tersebut lewat kamera ponsel.

Namun, belum sempat merekam lebih jauh, seorang pria berpakaian sipil tiba-tiba menepis tangannya dan mencoba merebut ponsel miliknya. "Saya videoin orang yang dipukuli, terus ada yang menepis tangan saya. Pas HP saya mau diambil, saya akhirnya ikut terjatuh," ujar DS saat diwawancarai usai kejadian.

Dipukul Saat Menyampaikan Identitas Pers

Setelah menyebut dirinya sebagai wartawan mahasiswa, DS diarahkan ke kantor Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah yang berada di sekitar lokasi. Namun, kejadian tak terduga terjadi di depan pintu kantor tersebut. Seorang pria keluar dari dalam dan langsung memukul wajah DS.

"Saya langsung dipukul. Saya pakai kacamata dan itu jatuh. Bagian pipi dan hidung saya kena. Sampai dijahit lima jahitan," kata DS yang mengalami luka robek di wajah serta lebam di beberapa titik seperti jidat dan hidung.

18 Mahasiswa Ditangkap, 5 Dilarikan ke RS

Kekerasan terhadap DS hanyalah salah satu bagian dari rangkaian insiden represif yang terjadi dalam aksi tersebut. Pendamping hukum aksi, Dhika, menyebutkan bahwa hingga sore hari tercatat ada 18 mahasiswa yang ditangkap. Dari jumlah itu, lima orang harus dilarikan ke Rumah Sakit Roemani akibat luka-luka.

"Polisi kembali menggunakan tindakan brutal, termasuk menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa," ujar Dhika di lokasi aksi.

Aksi Berjalan Damai Hingga Sore, Ricuh Menjelang Petang

Aksi May Day yang digelar sejumlah serikat buruh seperti KASBI dan KSPI awalnya berlangsung damai sejak pukul 10.00 WIB. Para peserta aksi menyampaikan sembilan tuntutan kepada Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi melalui audiensi perwakilan buruh.

Namun, suasana mulai memanas sekitar pukul 17.15 WIB. Kontak fisik antara aparat dan massa tidak terhindarkan. Polisi kemudian membubarkan massa menggunakan gas air mata, dan menangkap sejumlah demonstran berpakaian serba hitam yang dicurigai sebagai pemicu kericuhan.

Desakan Bantuan Hukum dan Penarikan Aparat

Tim hukum aksi mendesak aparat kepolisian untuk menghentikan tindakan represif serta menarik pasukan dari lokasi. Mereka juga meminta agar para peserta aksi yang ditangkap segera mendapat akses bantuan hukum.

"Kami menuntut agar hak-hak hukum peserta aksi tidak diabaikan. Penangkapan tanpa dasar jelas bisa jadi bentuk pelanggaran," tegas Dhika.

Pihak Kepolisian Masih Bungkam

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak Polrestabes Semarang terkait jumlah pasti peserta aksi yang ditangkap maupun dugaan pemukulan terhadap DS. Kompas.com telah mencoba menghubungi pihak kepolisian, namun belum mendapat balasan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved