Sumber foto: iStock

Jokowi Memeringatkan Dunia Akan Mengalami Neraka Iklim, Bisa Sebabkan Kelaparan Dan Kekeringan

Tanggal: 15 Jun 2024 18:23 wib.
Presiden Jokowi dalam sebuah acara Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2024 di Istana Negara Jakarta pada Jumat, 14 Juni 2024, menyatakan bahwa dunia akan menghadapi neraka iklim dalam lima tahun ke depan, dengan suhu mencapai rekor tertinggi. Peringatan ini juga merupakan respons terhadap pernyataan Sekjen PBB mengenai ancaman perubahan iklim yang semakin nyata dan tak terhindarkan.

Jokowi menyoroti kondisi gelombang panas yang terjadi baru-baru ini, yang menjadi bukti akan dampak dari perubahan iklim. Dia menyebutkan, "Di India, suhu mencapai 50 derajat Celcius, sedangkan di Myanmar mencapai 45,8 derajat Celcius. Hal ini sangat mengkhawatirkan dan menjadi indikasi nyata bahwa perubahan iklim sudah sangat terasa." Presiden juga memperingatkan bahwa dampak dari panas ekstrem ini akan sangat berpengaruh terhadap ketersediaan pangan di seluruh dunia.

Menyusul pernyataan tersebut, Jokowi menegaskan bahwa Organisasi Pangan Dunia (FAO) telah memberikan peringatan mengenai kemungkinan terjadinya kelaparan global akibat kondisi panas ekstrem yang semakin meluas. "FAO menunjukkan bahwa jika hal ini tidak ditangani dengan serius, hingga tahun 2050, dunia berpotensi mengalami kelaparan yang sangat serius," ungkap Jokowi.

Lebih lanjut, Presiden menjelaskan bahwa dampak dari perubahan iklim juga akan mempengaruhi ketersediaan air, terutama bagi para petani. "Diperkirakan 50 juta petani akan menghadapi kekurangan air. Kekurangan air ini akan berujung pada masalah kekeringan yang serius," tandasnya dengan tegas.

Jokowi menekankan bahwa perubahan iklim dan kondisi panas ekstrem tidak boleh dianggap enteng, dan tindakan preventif harus segera diambil untuk mengatasinya. Penanganan serius terhadap perubahan iklim menjadi sebuah keharusan agar bencana kelaparan dan kekeringan dapat dihindari. "Kita tidak boleh mengabaikan peringatan ini. Tindakan konkret harus segera diambil untuk mengurangi dampak dari perubahan iklim," pungkas Jokowi.

Dalam konteks ini, penting bagi setiap negara untuk bersatu dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan menerapkan kebijakan-kebijakan ramah lingkungan. Peningkatan penggunaan energi terbarukan serta upaya konservasi sumber daya alam menjadi kunci dalam memitigasi dampak perubahan iklim. Selain itu, keberlanjutan pengelolaan sumber daya alam, terutama air, juga harus menjadi prioritas agar ketersediaan pangan dan keberlanjutan pertanian dapat terjaga.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved