Jokowi Diusulkan Jadi Ketum PPP, Pengamat: Banyak Nama Lain yang Lebih Relevan dengan Ideologi Partai
Tanggal: 29 Mei 2025 22:56 wib.
Jakarta, Tampang.com – Usulan agar Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) menjadi Ketua Umum (Ketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menuai respons dari kalangan pengamat politik. Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menyebut bahwa ada banyak nama lain yang memiliki ideologi lebih dekat dengan PPP ketimbang Jokowi.
Menurut Agung, Jokowi lebih lekat dengan citra sosok nasionalis, sementara PPP lekat dengan partai berasaskan Islam. “Selama ini Presiden ke-7 ini lebih lekat sebagai sosok nasionalis. Bila Jokowi didorong menjadi Ketum PPP, apakah basis laten partai berlambang ka'bah ini menerima?” kata Agung kepada Kompas.com, Rabu (28/5/2025).
Agung menegaskan bahwa PPP jangan sampai menomorduakan citra partai atau mengabaikan akar rumput hanya demi memenuhi kebutuhan akan figur guna meningkatkan keterpilihan.
Nama-nama Relevan Selain Jokowi: Anies, Amran, Sandiaga
Agung menyebut, masih banyak nama-nama lain yang lebih relevan untuk dipertimbangkan masuk dalam bursa calon Ketum PPP ketimbang Jokowi. "Jangan sampai citra partai dinomorduakan bila memang kebutuhan akan figur mendesak. Karena masih banyak nama-nama lain yang relevan dan memiliki spektrum ideologi yang dekat dengan PPP. Selain Anies Baswedan, ada Amran Sulaiman, Agus Suparmanto, hingga Sandiaga Uno,” ujarnya.
Anies Baswedan Dinilai Layak Dipertimbangkan
Secara khusus, Agung berpendapat bahwa Anies Baswedan patut dipertimbangkan sebagai calon Ketum PPP. Ia beralasan bahwa sebagian besar pemilih PPP dan Anies saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 saling menginginkan satu sama lain.
"Nama-nama seperti Amran Sulaiman, Dudung Abdurrahman, Gus Ipul, Agus Suparmanto mengemuka. Tapi bila PPP ingin melenting sempurna, tak ada salahnya kembali mempertimbangkan Anies Baswedan,” kata Agung.
Belajar dari Pemilu 2024, Agung menuturkan, PPP harus mengevaluasi diri dengan mendengarkan suara akar rumput yang ternyata lebih condong ke Anies Baswedan. "PPP harus mulai lebih mengutamakan suara-suara grassroot di internal walaupun masukan-masukan eksternal juga penting, bila memang ingin lebih baik,” ujarnya.
Agung menambahkan, "Pembelajaran di Pilpres 2024 kemarin mahal. PPP mengabaikan suara grasroot dan terlalu dini memutuskan langkah politiknya. Akhirnya, salah memilih figur dan koalisi.” Ia mengingatkan, PPP memiliki target untuk lolos parliamentary threshold dan kembali menjadi partai parlemen pada Pemilu 2029.
Usulan Nama Jokowi dari Internal PPP
Sebelumnya, usulan agar Jokowi menjadi Ketum PPP datang dari internal partai, diungkapkan oleh Ketua Mahkamah PPP, Ade Irfan Pulungan. "Ada juga wacana-wacana berkembang, kenapa enggak kita tawarkan saja kepada Pak Jokowi?” kata Irfan saat berbincang dengan Kompas.com pada Selasa (27/5/2025).
Irfan menyebutkan sejumlah nama figur lain yang muncul ke permukaan untuk menjadi ketua umum PPP, di antaranya Anies Baswedan, Dudung Abdurachman, Amran Sulaiman, Saifullah Yusuf, Marzukie Ali, dan Agus Suparmanto. Namun, menurut Irfan, nama Jokowi paling sempurna untuk memimpin PPP karena dinilai memiliki pengalaman politik yang panjang dan lengkap.
"Kalau saya melihat, sosok Pak Jokowi ini sangat piawai dalam melakukan komunikasi politik. Dia sosok yang saya rasa mampu untuk menjadikan sebuah partai itu bisa berkembang. Pengalamannya dari Wali Kota dua periode, Gubernur, lalu Presiden dua periode. Pasti dia sudah khatam, paripurna melihat kondisi riil bagaimana peta politik dan bagaimana cara komunikasi politik yang ada,” kata Irfan.
Irfan optimis, jika wacana ini mendapat respons positif dari Jokowi, hal itu bisa menjadi momentum kebangkitan bagi PPP, bahkan diyakini bisa mendapatkan kursi pimpinan DPR jika dipimpin oleh Jokowi.
Perdebatan ini mencerminkan dinamika internal PPP dalam mencari sosok pemimpin yang tepat untuk menghadapi tantangan Pemilu 2029 dan mengembalikan kejayaan partai.